T indak pidana narkotika merupakan masalah besar yang di hadapi bangsa Indonesia. Peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah pada taraf yang sangat menghawatirkan, jika diamati berita-berita di berbagai media hampir setiap hari ada tindak pidana narkoba. Hal ini mengindikasikan begitu mudah seseorang mendapatkan narkoba yang pada akhirnya akan mengancam dan merusak generasi sebagai penerus bangsa. Obat terlarang ini mampu merambah seluruh lapisan masyarakat bahkan aparat penegak hokum maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ikut terlibat sebagai pengedar dan pemakai narkoba. Padahal mereka di harapkan mampu memberikan contoh pada masyarakat untuk menjauhi narkoba. Di karenakan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa adalah menkonsumsi narkotika, studi kasus putusan nomor 108-K/PMI-02/AD/VII/2017. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah apakah perbuatan tindak pidana penyalah gunaan narkotika telah memenuhi unsur-unsur pasal 127 Undang – UndangNomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika jo Pasal 26 KUHPM dan bagaimana penjatuhan sanksi pidana yang dilakukan oleh pelaku mengingat pelaku merupakan anggota TNI dalam Putusan Nomor 108-K/PMI-02/AD/VII/2017. Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah hokum normative dengan sifat deskriptif-analitis dan menggunakan data sekunderYang dianalisis secara kualitatif untuk selanjutnya ditarik kesimpulan denganMenggunakan logika deduktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang di lakukan oleh terdakwa pada perkara no108-K/PMI-02/AD/VII/2017 telah sesuai dalam penerapan pasalnya, dikarenakan perbuatan terdakwa yang diawali dengan membeli dan mengkonsumsi pil ekstasi setelah ditawarkan oleh seseorang yang ditemuinya pada suatu diskotik. Perbuatan terdakwa tersebut telah memenuhi unsure pasal127 Undang–undangnomor35 Tahun2009 Tentang Narkotika.