Pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana wanita sebagai pelaku tindak pidana narkotika di lembaga kelas IIA Palembang berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun 1995
N arkotika merupakan obat yang digunakan untuk keperluan medis. Namun pada kenyataannya narkotika banyak disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak tepat dan pada akhirnya mengakibatkan ia menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan. Di dalam penjara narapidana dibimbing dan dibina agar dapat menjadi manusia yang memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Bagaimana pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana wanita sebagai pelaku tindak pidana narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Palembang (Studi Putusan Nomor 90/Pid/2013/PT.PLG) dan Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi petugas dalam proses pembinaan terhadap narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan wanita Palembang. Penulisan ini menggunakan metode penelitian normatif, data yang digunakan adalah data sekunder, analisis yang digunakan secara kualitatif, menggunakan sifat penelitian deskriptif analitis dan metode yang digunakan dalam mengambil kesimpulan adalah metode deduktif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa Pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana wanita berupa pembinaan kepribadian dan kemandirian yang meliputi pembinaan spiritual maupun pembinaan jasmani telah diberikan melalui program-program kegiatan mulai dari pendidikan, ketrampilan, kerohanian, keolahragaan dan kesenian yang telah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Namun sebagaimana dari hasil penelitian yang di dapat oleh penulis, masih ditemukan pelaksanaan pembinaan yang belum berjalan sebagaimana mestinya. Hambatan dalam pembinaan terhadap narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan wanita Klas IIA Palembang, secara internal yaitu keterbatasannya dana guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan khusunya pembinaan di bidang kemandirian.
N arcotics are drugs used for medical purposes. But in fact widely abused narcotics for things that are not right and eventually resulted in her becoming occupants Penitentiary. In prison inmates guided and nurtured in order to be a man who has skills that are beneficial to themselves and others. How implementation guidance to women prisoners as the doers in Prison Class IIA Palembang (Study of Decision No. 90 / Pid / 2013 / PT.PLG) and Any barriers faced by officers in the process guidance to the female inmates at the Institute Female correctional Palembang. Writing this using normative research methods, data used is the data secondary, qualitative analysis used, use analytical and descriptive nature of the research methods used in the conclusion is a deductive method. based on the results research shows that the implementation of guidance to female inmates in the form of personality development and self-reliance which include spiritual formation and physical development has provided through programs ranging from educational activities, skills, spirituality, sports and the arts which have been accordance with the provisions of Law No. 12 1995 of Corrections. However, as the results of research in the can by the author, are still found implementation coaching is not running as it should. obstacle in the development of female inmates at the Institute Class IIA Correctional woman Palembang, internally ie limitations of funds in order to optimize the development activities development especially in the field of self-reliance.