Evaluasi keberadaan pelayanan moda transportasi Kereta Api Bandara (Studi kasus : Stasiun Sudirman Baru (BNI City))-–Stasiun Bandara Soekarno Hatta)
P rakiraan permintaan penumpang menuju bandara sangat banyak karena banyaknya aktivitas masyarakat yang menggunakan pesawat. Namun dengan melihat kondisi saat ini, sering terjadi kemacetan di jalan tol ketika menuju bandara disebabkan karena volume kendaraan yang meningkat dan menyebabkan para calon penumpang ketinggalan pesawat. Pemerintah menyediakan transportasi KA Bandara sebagai alternatif transportasi dari dan menuju bandara. Dengan menggunakan KA Bandara, waktu tempuh dari dan menuju Bandara Soekarno Hatta dari pusat kota hanya 40-46 menit dan terhindar dari kemacetan. Sejak resmi beroperasi pada awal tahun 2018 KA Bandara tersebut masih memiliki nilai okupansi yang rendah 26%. Hal ini perlu dilakukan evaluasi keberadaan pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia kepada penumpang untuk mendapatkan faktor penyebab KA Bandara kurang diminati masyarakat sehingga memiliki okupansi yang rendah. Penelitian ini menggunakan Metode IPA dengan diagram kartesius. Dari hasil analisis diketahui faktor-faktor penyebabnya yaitu harga tiket perjalanan, kemudahan menjangkau lokasi stasiun BNI City, kurangnya ketersediaan informasi jadwal kereta, dan kurangnya ketersediaan informasi berupa papan petunjuk ketika sampai di stasiun Soekarno Hatta. Faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap ketertarikan penumpang adalah harga tiket dan kemudahan untuk menjangkau lokasi stasiun kereta. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi untuk penyesuaian tarif dan penambahan trayek/transportasi terhadap transportasi umum yang sudah terintegrasi oleh stasiun BNI City.
T he estimated demand of access to the airport is on high count because there is a lot of activities and trip that require mass to travel by plan. But with this current highway traffic condition, there is a lot of case when the passangers miss the flight because of the traffic jam when they heading to the airport. So the goverment providing airport train transportation as an alternatives access from and to the airport. It is only takes approximately around 40 to 45 minutes trip to the nearest city centre. And since it is officially began operating in early 2018, the airport train is still reported to have a low occupancy rate around 26% by data. It should be reviewed by instance provider why the airport train have low occupancy rate. This research is using IPA method along with cartesian diagram and from it is result, it is shown that the main reason of the low occupancy rate is because of this factor: the train ticket price, access to the BNI City Station, lack of trains schedule information, and lack of signage at Soekarno Hatta Airport Station. And the most influenced point that affect the low occupancy rate is the ticket pricing and the access to the train station locations. Therefore, it is really a necessary to adjust the ticket pricing and addition of intragrated routes and access to the BNI City Station.