Hubungan sesak napas dan kualitas hidup dengan arus puncak ekspirasi pada penyakit paru obstruktif kronik
H ubungan sesak napas dan kualitas hidup dengan arus puncak ekspirasipada penderita penyakit paru obstruktif kronik. Penyakit paru obstruktif kronik merupakan penyakit yang kronik progesif danireversibel yang ditandai oleh keterbatasan aliran udara. Salah satu gejala PPOKyaitu sesak napas yang progesif , sehingga penderita mengalami keterbatasan.Keterbatasan menjadikan penderita tidak aktif yang berakibat menurunkankualitas hidup. Salah satunya tatalaksana PPOK yaitu mencegah perburukan daneksaserbasi, dengan demikian diperlukan monitoring pemeriksaan fungsi parudengan arus puncak ekspirasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungansesak napas dan kualitas hidup dengan arus puncak ekspirasi. Metode Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional. Respondenpenelitian adalah penderita PPOK di RSUD Budhi Asih dan RSUD Cilacap. Datauntuk menilai sesak napas dan kualitas hidup dengan kuesioner MMRC danSGRQ. Data untuk mengetahui arus puncak ekspirasi diperoleh denganpengukuran menggunakan peak flow meter. Analisis statiistik dilakukan denganmetode chi square.HASILTerdapat 64 penderita PPOK yang memenuhi kriteria inkulsi. Hasil ujistatistik menunjukan adanya hubungan bermakna antara sesak napas dengan aruspuncak ekspirasi (p=0,000) dan ada hubungan bermakna antara kualitas hidupdengan arus puncak ekspirasi (p=0,000) Terdapat hubungan sesak napas dan kualitas hidup dengan arus puncakekspirasi pada PPOK
T he association of breathlessness and quality of life with an expiratory peak in patients with chronic obstructive pulmonary disease. Chronic obstructive pulmonary disease is a chronic, prolonged and irreversible disease characterized by limited airflow. One of the symptoms of COPD is prolonged shortness of breath, so that sufferers experience limitations. Limitations make the patient inactive which resulted in lowering the quality of life. One of the management of COPD is to prevent deterioration and exacerbation, thus monitoring the examination of parudengan peak expiratory current function. This study aims to assess the relation of breath and quality of life to the peak of expiration. Methods This study was conducted using cross sectional design. Respondents were patients with COPD at Budhi Asih Hospital and Cilacap Hospital. Data to assess shortness of breath and quality of life with MMRC and SQRQ questionnaires. Data to find the peak expiratory current obtained by measurement using peak flow meter. Statiistic analysis was done by chi square method.RESULTS There were 64 patients with COPD that met the criteria of inclusion. The results showed that there was a significant association between shortness of breath and expiratory peak (p = 0,000) and there was a significant correlation between quality of life with expiratory peak current (p = 0,000). There was a correlation between breathlessness and quality of life with peakpropus flow in COPD