Hubungan antara konsumi vitamin D dan gangguan depresi pada lanjut usia
D epresi merupakan salah satu penyakit yang memerlukan perhatian khusus dikarenakan penyebarannya yang sudah cukup mengglobal dan lansia merupakan penderita utamanya. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti riwayat kejiwaan hingga nutrisi. Berbagai penelitian menunjukkan adanya perbedaan kesehatan mental berdasarkan kecukupan konsumsi vitamin D. Oleh karenanya, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara konsumsi vitamin D dan gangguan depresi pada lanjut usia. Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang di Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulia 2. Data dikumpulkan dengan cara wawancara terpimpin menggunakan kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin, kuesioner frekuensi makanan, dan skala depresi geriatric. Analisis data menggunakan program statistik dengan tingkat kemaknaan 0,05.HASILDari 79 responden, terdapat 82,3% berusia Young-Old, 50,6% dengan jenis kelamin perempuan, 93,7% kurang mengkonsumsi vitamin D, 68,4% mengkonsumsi vitamin D di bawah rata-rata, dan 50,6% mengalami depresi. Rata-rata konsumsi vitamin D adalah 5,05 mcg. Hubungan antara usia, jenis kelamin, konsumsi vitamin D, dan rata-rata konsumsi vitamin D dengan gangguan depresi memiliki nilai p > 0,05. Penelitian ini menujukkan tidak ada hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, konsumsi vitamin D, dan gangguan depresi pada lansia.
D epression is a disorder that requires serious attention because of its global magnitude, which greatly affects elderly. It is caused by various factors such as psychological-social history and nutrition. Recent studies show a distinction of mental health based on the adequacy of vitamin D consumption. The study objective was conducted to distinguish the correlation between vitamin D consumption and depression in the elderly. A cross-sectional observational study was conducted at Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulia 2. Data collection was done by questionnaire-based interview, consisting of age, gender, food frequency and amount, and level of depression. Data analysis was performed using statistical program with level of significance at 0,05. Among 79 samples, 82,3% were Young-Old, 50,6% were women, 93,7% consumed less vitamin D, 68,4% consumed below average vitamin D consumption, and 50,6% were depressed. Average vitamin D consumption at Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulia 2 was 5,05 mcg. The correlation between age, gender, vitamin D consumption, and average vitamin D consumption with depression showed p > 0,05. This study revealed that there was no significant correlation between age, gender, vitamin D consumption and the average vitamin D consumption with depression in the elderly.