Perilaku perjalanan pekerja lansia pengguna transportasi umum di dki jakarta
P resentase lansia di DKI Jakarta yang masih bekerja walaupun tidak menunjukan angka signifikan, membuat mereka jarang mendapatkan perhatian. Salah stau bentuk kurang perhatiannya tercermin pada transportasi public yang belum ramah secara fasilitas dan lingkungan terhadap eksistensi lansia. Pertambahan usia menyebabkan lansia semakin sulit melakukan perjalanan sehingga transportasi umum yang ramah sangat mereka butuhkan. Di DKI Jakarta, terdapat fasilitas yang memberatkan mereka untuk mengakses. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2004 menetapkan upaya memudahkan lansia dalam mengakses sarana, prasarana, dan fasilitas untuk memperlancar mobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku perjalanan pekerja lansia pengguna transportasi umum di DKI Jakarta. Berfokus pada pekerja lansia, dengan pendekatan kualitatif dan wawancara mendalam kepada 14 informan, serta dianalisis menggunakan metode analisis tematik. Hasil menunjukan bahwa terdapat pola perilaku yang berbeda berdasarkan jenis pekerjaan. Pekerja di sektor informal memiliki frekuensi yang lebih tinggi namun penghasilannya di bawah UMR. Berbanding terbalik dengan pekerja di sektor formal dan wirausaha. Dari kondisi tersebut berkorelasi terhadap bagaimana mereka menggunakan moda untuk mencapai titik tujuannya. Walaupun begitu, mereka merasakan adanya kemunduran karena adanya pertambahan usia akibatnya mereka membutuhkan fasilitas yang memudahkan mereka untuk melakukan perjalanan. Sehingga, studi ini dapat menjadi pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas transportasi umum terhadap lansia bagi mereka yang melakukan perjalanan bekerja.
T he percentage of elderly people in DKI Jakarta who are still working, even though it doesn\'t show a significant number, makes them rarely get attention. One form of lack of attention is reflected in public transportation, which is not yet friendly in terms of facilities and environment for the elderly. Increasing age makes it more difficult for the elderly to travel, so they really need friendly public transportation. In DKI Jakarta, there are facilities that are burdensome for them to access. Based on Government Regulation No. 43 of 2004, efforts are made to facilitate the elderly in accessing facilities, infrastructure, and facilities to facilitate mobility. This study aims to identify the travel behavior of elderly workers who use public transportation in DKI Jakarta. Focusing on elderly workers, with a qualitative approach and in-depth interviews with 14 informants, and analyzed using thematic analysis methods. The results show that there are different behavior patterns based on the type of work. Workers in the informal sector have a higher frequency, but their income is below the minimum wage. In contrast to workers in the formal sector and entrepreneurs. From these conditions, it correlates to how they use the mode to reach their destination point. Even so, they feel there is a setback due to increasing age, and as a result, they need facilities that make it easier for them to travel. Thus, this study can be considered to meet the needs of public transportation facilities for the elderly and those who travel for work.