Hubungan pemberian multivitamin taburia dengan intensitas infeksi ascaris lumbricoides pada anak Sekolah Dasar kelas 1
P enyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat namun kurang mendapat perhatian. Prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006 yaitu 32,6 %, terutama pada penduduk dengan ekonomi rendah. Salah satu cacing penyebab hal ini adalah Ascaris lumbricoides, dimana cacing ini memiliki sifat mengambil nutrisi dari host yang ditumpanginya sehingga nutrisi yang di makan oleh penderita akan di absorpsi oleh cacing untuk cacing tersebut bertahan hidup. Dalam upaya meningkatkan status gizi anak keluarga miskin, pemerintah mengembangkan bubuk multivitamin dan mineral yang disebut TABURIA. Namun apakah pemberian nutrisi tambahan melalui multivitamin tersebut dapat menurunkan atau meningkatkan intensitas infeksi cacing tersebut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian sejumlah 68 orang di SDN 05 Kalibaru, Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada bulan agustus-desember 2016. Data dikumpulkan dengan cara memeriksa sampel tinja dengan teknik Katokatz lalu pengumpulan data tentang kebersihan dilakukan dengan pemberian kuesioner dan pengukuran berat badan & tinggi badan untuk mengetahui status gizi responden. Analisis data menggunakan SPSS for Windows Seven. Didapatkan hasil terdapat hubungan antara pengetahuan, sanitasi, dan higienitas dengan prevalensi kecacingan Ascaris lumbricoides (p=0,00), dan tidak didapatkan hubungan antara kelompok yang diberi multivitamin Taburia dan Vitamin C dengan penurunan intensitas infeksi Ascaris lumbricoides dilihat dari nilai rata-rata intensitas cacing. Serta tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan intensitas infeksi Ascaris lumbricoides Terdapat hubungan antara sanitasi, higienitas, dan pengetahuan dengan intensitas infeksi Ascariasis, tidak terdapat hubungan antara pemberian multivitamin taburia dan Vitamin C dengan penurunan intensitas infeksi Ascariasis, dan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan intensitas infeksi Ascariasis.
D isease worm disease is one of the environmental-based diseases that are still a problem for public health but received less attention. The prevalence of worm infection in Indonesia is still relatively high in 2006 of 32.6%, especially in low-income populations. One of the worms that causes this is Ascaris lumbricoides, where this worm has the properties of taking the nutrients from the host it serves so that the nutrients fed by the patient will be absorbed by the worm for the worm to survive. In an effort to improve the nutritional status of children in poor families, the government developed a multivitamin and mineral powder called TABURIA. But whether the provision of additional nutrients through the multivitamin can reduce or increase the intensity of the worm infection. This study uses an observational analytic study with cross-sectional approach. Research subjects were 68 people in SDN 05 Kalibaru, North Jakarta. The research was conducted in August-December 2016. Data were collected by examining stool samples with Katokatz technique and data collection on hygiene was done by giving questionnaires and measurements of body weight and height to know the nutritional status of respondents. Data analysis using SPSS for Windows Seven. The results showed that there was a correlation between knowledge, sanitation and hygiene with the prevalence of Ascaris lumbricoides (p = 0,00), and no association between groups given multivitamin Taburia and Vitamin C with decreased intensity of Ascaris lumbricoides infection seen from mean intensity worm. There was no correlation between nutritional status and intensity of Ascaris lumbricoides infection. There was no correlation between sanitation, hygiene, and knowledge with intensity of Ascariasis infection, there was no association between multivitamin tableturia and Vitamin C with decreasing intensity of Ascariasis infection, and no relationship between nutritional status and intensity of Ascariasis infection.