Faktor-faktor penyebab anemia pada mahasiswi Trisakti usia 18-25 tahun
A nemia adalah satu dari beberapa masalah nutrisi yang banyak terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Di tingkat nasional, prevalensi anemia masih cukup tinggi baik pada ibu hamil, anak-anak, maupun WUS.1,2 Anemia mempengaruhi sumber daya wanita yang bekerja sehingga berkurang produktivitasnya, menurunkan kapasitas kerja, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, juga dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas maka dari itu dilakukannya penelitian ini untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab anemia pada WUS.3,5. Penelitian ini menggunakan studi observasi dengan metode analitik dan pendekatan cross sectional, populasi adalah mahasiswi di Universitas Trisakti yang berusia antara 18-25 tahun dilakukan di universitas Trisakti Fakultas Kedokteran di Jl. Kyai Tapa No. 260, Grogol, Jakarta Barat 11440. Data dikumpulkan dengan kuesioner berupa identitas, menstruasi (siklus, pola, lama, dan banyak menstruasi), makanan (frekuensi, pola, food frequency questionnaire), aktifitas fisik, pengetahuan umum dan riwayat anemia. Analisis data dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan menggunakan uji Chi square. Prevalensi anemia masih cukup tinggi yaitu sebesar 34,2%. rata-rata usia menarche 11,95 tahun. Responden yang mengalami anemia 50,0% dengan siklus menstruasi tidak teratur, dengan interval menstruasi yang pendek 90,9%, pola makan tidak teratur 41,6%, pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna kejadian anemia dengan asupan besi dan vitamin A, keluhan mudah lelah 51% dan riwayat pernah mengalami anemia memiliki hubungan dengan kejadian anemia. Prevalensi anemia masih cukup tinggi, didapatkan pula hubungan yang bermakna antara siklus menstruasi, interval menstruasi, pola makan, kelelahan dan riwayat anemia dengan kejadian anemia.
A naemia is one of the nutrients problem that going around the world, especially in developing countries. At national level, the prevalence of anaemia is quite high, it has been estimated 35,5% reproductive age women in Indonesia are anaemic. 1,2 The most important functional consequences of aneamia are fatigue that reduced productivity, work capacity, and weakened immune defence, may also increased the morbidity and mortality. It is necessary to identify the factors that cause anaemia in repoductive woman. 3,5. This research using observational study with cross-sectional design. The population is women were aged between 18-25 years at Medicine Faculty of Trisakti University at Kyai Tapa street number 260, Grogol, West Jakarta 11440. Data were collected with a questionnaire regarding identity, menstruation (cycle, pattern, length, and bleeding), food (frequency, pattern, food frequency questionnaire/FFQ), physical activity, general knowledge and history of anaemia. Data was analyzed by SPSS 17.0 using Chi Square test. P values less than 0.05 were considered as statistically significant. Anaemia prevalence estimated 34,2% in this study, the average age of menarche is 11,95 years (SD 1,05). Respondents who are anaemic 50% with irregular menstrual cycle, 90,9% with short interval menstruastion, 41,6% with irregular eating pattern, 51% with fatigue and 66,7% had experienced a history of anaemia. This study find no significant assocation between anaemia with iron and vitamin A intake, duration of menstruatuin, bleeding, physical activity and general knowledge.CONCLUSIONThe prevalence of anemia is still quite high, this study also found a significant association between anaemia and the menstrual cycle, menstrual interval, eating pattern, fatigue and history of anemia