Hubungan antara persepsi tubuh dengan eating disorders pada remaja usia 15-19 tahun
E ating disorders (gangguan makan) adalah suatu sindrom yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, persepsi tubuh, dan berat badan. Pengaruh media massa dan tekanan dari sosiokultural bahwa seseorang bertubuh kurus adalah yang paling menarik dapat membuat seorang remaja memiliki persepsi tubuh negatif yang dapat memicu terjadinya eating disorders. Dalam satu dekade terakhir, prevalensi eating disorders di Asia Tengggara mengalami peningkatan dari 0,46% menjadi 3,2% Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara persepsi tubuh dengan eating disorders pada remaja usia 15-19 tahun. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 menggunakan desain observasional analitik secara potong lintang (cross-sectional) yang mengikutsertakan 201 siswa SMA Global Islamic School, Jakarta Timur. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner dengan metode Simple-Random Sampling, meliputi status gizi (Antropometri Indeks Massa Tubuh), persepsi tubuh (Contour Drawing Figure Rating Scale) dan eating disorders (Eating Disorders Diagnostic Scale). Analisis menggunakan Chi-Square dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Mayoritas responden mempunyai persepsi tubuh yang negatif (70,6%). Responden yang memiliki persepsi tubuh negatif sebagian besar mengalami eating disorders (66,2%). Analisis Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan persepsi tubuh dengan nilai p = 0,000. Terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh dengan eating disorders yaitu dengan nilai p = 0,000. Terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh dan eating disorders.
E ating disorder is a syndrome of a range of psychological disorders characterized by disturbed eating habits which often associates with body image. Body image is a person’s perception, thoughts, and feelings of their physical self. The current media culture has been glorifying an image of unrealistic body standard that leads to negative body image among adolescents and can place a person at a greater risk of developing an eating disorder. Over the last decade, the prevalence of eating disorders in South-East Asia has been increased from 0.46% to 3.2%. This research is an analytical study with cross-sectional design with respondents as many as 201 students of Global Islamic Senior High School, East Jakarta, on November 2017. Data was collected using questionnaires with Simple-Random Sampling method, which include body mass index (Anthropometry), body image (Contour Drawing Figure Rating Scale) and eating disorders (Eating Disorders Diagnostic Scale). Data analysis is done by SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 21.0 for Windows with p<0.05. Almost all of the respondents are having a negative body image (70.6%). The majority of them are also having an eating disorder (66.2%). Chi-Square analysis shows a significant relationship between body mass index and body image & between body image and eating disorders, both shows p = 0.000. There is a significant relationship between body image and eating disorders.