Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian stroke iskemik pada pasien usia 40 – 59 tahun
S troke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga di dunia, dan menjadi penyebab utama orang dengan disabilitas. Dari semua kejadian stroke, 85%nya adalah stroke iskemik. Salah satu faktor risikonya adalah overweight dan obesitas. Hal tersebut dapat diukur menggunakan indeks massa tubuh yang lebih terstandardisasi dibandingkan metode pengukuran lain seperti lingkar pinggang atau perbandingan lingkar panggul dan pinggang. Usia dewasa muda terutama 40- 59 tahun memiliki kaitan erat dengan kejadian obesitas dan stroke. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 58 responden, terdiri dari 29 stroke iskemik dan 29 kontrol. Diagnosis stroke iskemik pasien dilihat dari rekam medis pasien. Indeks massa tubuh masing-masing responden dihitung dengan rumus perhitungan BMI yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter persegi, kemudian kategorikan menurut klasifikasi BMI untuk Asia. Pengambilan sample berdasarkan non-probability sampling jenis consecutive sampling di poli saraf Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Mintohardjo pada bulan November-Desember 2015. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman yang diolah dalam SPSS for Windows versi 20.0. Dari seluruh responden, yang terbanyak adalah orang berjenis kelamin laki-laki, berusia 50-59 tahun memiliki berat badan berlebih. Hasil dari uji korelasi Spearman, didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,763 dengan angka signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa pada penelitian ini terdapat korelasi kuat, signifikan, dan searah antara indeks massa tubuh dengan kejadian stroke iskemik. Terdapat hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian stroke iskemik, semakin tinggi indeks massa tubuh seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut untuk menderita stroke iskemik.
S troke is the third largest cause of death in the world, and a mayor cause of disability. 85% of all stroke incidence is ischemic stroke. One of the risk factor is being overwight or obese. It can be measured using body mass index which is more standarized than other methods such as waist-hip ratio and waist circumference measurement. Middle age especially on 40-59 years old is more related to both obesity and ischemic stroke. This research is done by using observational analitic study with cross sectional approach. From all 58 samples, 29 respondents are ischemic stroke while the other 29 respondents are normal as a control. Diagnosis of ischemic stroke is based on patients’ medical records. The body mass index are counted using BMI formula then catagorized based on BMI classification for Asia. These samples are based on non-probability sampling specifically consecutive sampling, at neurology department dr. Mintohardjo Naval Hospital Jakarta on November-December 2015. Data was analysed by Spearman correlation test using SPSS for Windows 20.0. Most of the respondents are male, at 50-59 age range, and have higher body mass index. From Spearman correlation test result, researcher found that the coefficient correlation between body mass index and ischaemic stroke is 0,763 with 0,000 significance. It means that from this research there is a strong, significant and positif correlation between body mass index and incidence of ischemic stroke. There is a s strong and significant relationship between body mass index and incidence of ischemic stroke in 40-59 -year-old patients. People with higher body mass index, have greater risk of ischemic stroke.