Hubungan antara konsumsi junk food dan obesitas pada anak remaja
G olongan remaja merupakan segmen pasar yang strategis bagi pengusahamakanan Junk Food. Junk Food mengandung tinggi lemak, protein, gula dangaram namun miskin serat. Jika sering dikonsumsi secara berkesinambungan danberlebihan dapat menimbulkan munculnya masalah gizi lebih yaitu obesitas.Obesitas menyebabkan berbagai penyakit yang mengenaskan, oleh karena itupenelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi makananJunk Food terhadap obesitas pada remaja SMP Negeri 1 Tangerang tahun 2014. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kasus kontrol, yangmenjadi kasus (obesitas) adalah remaja kelas 8 – 9 dengan BMI ≥ 25 kg/m², dansebagai kontrol (non obesitas) adalah remaja kelas 8 – 9 dengan BMI ≤ 23 kg/m²,dengan jumlah sampel sebanyak 80 (40 kasus dan 40 kontrol) dan dipadankanmenurut jenis kelamin. Pada nilai kemakanaan ditetapkan sebesar 95% kemudianditelusuri pengaruh paparan frekuensi konsumsi makanan Junk Food (variabelindependen) dan mengontrol variabel independen yang lainnya (aktifitas olahraga, jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, pendapatan orang tua, status pekerjaanibu). Berat anak remaja diukur dengan timbangan injak dengan tingkat ketelitian0,1 kg dan pengukuran tinggi badan dengan meteran. Data tentang demografiresponden, status sosial ekonomi orang tua, aktifitas responden serta datakonsumsi makanan Junk Food dalam 1 minggu diperoleh melalui pengisiankuesioner terstruktur. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariatdengan chi square secara manual. Secara statistik didapatkan variabel yang berhubungan dengan obesitas padaremaja di SMP Negeri 1 Tangerang antara lain frekuensi konsumsi makanan JunkFood, aktifitas olah raga dan pendapatan orang tua. Sebaliknya secara statatistikvariabel yang tidak berhubungan dengan obesitas pada remaja di SMP Negeri 1Tangerang antara lain jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, dan status pekerjaanibu. Hasil analisis bivariat membuktikan bahwa semakin sering frekuensi konsumsimakanan Junk Food maka maka semakin besar risiko untuk mengalami obesitas.Mengingat dampak obesitas yang terjadi, maka diperlukan perhatian yang seriusdari pemerintah, sekolah dan orang tua dalam upaya menurunkan prevalensiobesitas dikalangan remaja.
T he youth group is a strategic market segment for Junk Food entrepreneurs. Junk Food contains high in fat, protein and sugar and is poor in fiber. If it is often consumed continuously and excessively can lead to the emergence of more nutritional problems, namely obesity. Obesity causes a variety of pathetic diseases, because this study was conducted to determine the relationship of food consumption frequency of Food to obesity in adolescents SMP Negeri 1 Tangerang in 2014. The design used in the study this is a case control design, which is the case (obesity) are adolescents in grades 8 - 9 with a BMI of ≥ 25 kg / m², and as a control (non-obesity) are adolescents 8 - 9 with BMI ≤ 23 kg / m², with a total sample of 80 (40 cases and 40 controls) and matched according to gender. At the poverty value is set at 95% then trace the effect of exposure to the frequency of consumption of Junk Food food (independent variables) and control other independent variables (sports activities, gender, mother's education level, parental income, employment status). The weight of adolescents was measured by a stepping scale with an accuracy of 0.1 kg and measuring height by meter. Data on respondents 'demographics, parents' socioeconomic status, respondent activities and data on Junk Food meals within 1 week were obtained through structured questionnaires. This study used univariate and bivariate analysis with chi square manually. Statistically, the variables associated with obesity in young people in Tangerang 1 Public Middle School include the frequency of JunkFood food consumption, sports activities and income of parents. On the other hand, statistically unrelated variables with obesity in adolescents in SMP Negeri 1 Tangerang include gender, mother's education level, and employment status. The results of bivariate analysis prove that the more frequent the frequency of consumption of Junk Food foods, the greater the risk of obesity. Given the impact of obesity, serious attention is needed from government, schools and parents in an effort to reduce the prevalence of obesity among adolescents.