Hubungan antara pengetahuan tentang osteoporosis dan konsumsi susu murid SMA
S usu merupakan sumber utama kalsium dan fosfor yang sangat penting untuk pembentukan tulang. Susu sangat baik dikonsumsi pada massa remaja, karena pada massa remaja terjadi pembentukan jaringan tulang yang merupakan massa persiapan untuk mencapai puncak pertumbuhan massa tulang. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan terjadi kemunduran struktur jaringan tulang, sehingga menyebabkan kerentanan tulang dan peningkatan risiko patah tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang osteoporosis dan konsumsi susu pada murid SMA. Jenis penelitian merupakan analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional yang dilakukan selama bulan Juli sampai Oktober 2017. Pengambilan sampel secara Cluster sampling dan simple random sampling pada 182 responden di SMA Negeri 2 Mejayan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pengetahuan osteoporosis dan kuesioner konsumsi susu. Data yang diperoleh dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square. Subyek yang berpengetahuan tentang osteoporosis rendah didapatkan 27 orang (50,0%) tidak minum susu lebih besar secara bermakna dibandingkan subyek yang berpengetahuan osteoporosis tinggi sebanyak 5 orang (3,9%). Pada analisis dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang osteoporosis dan konsumsi susu pada murid SMA (p=0,000). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang osteoporosis dan konsumsi susu pada murid SMA.
R elationship Between Knowledge About Osteoporosis And Milk Consumption In Students BACKGROUND SMOOTH Milk is the main source of calcium and phosphorus which is very important for bone formation. Milk is very well consumed in the mass of adolescents, because in the juvenile mass bone formation occurs which is a preparatory mass to reach the peak of bone mass growth. Osteoporosis is a disease characterized by low bone mass and a deterioration in bone tissue structure, causing bone vulnerability and an increased risk of fractures. This study aims to determine whether there is a relationship between knowledge about osteoporosis and milk consumption in high school students. METHOD The type of research is observational analytic using cross sectional design conducted during July to October 2017. Cluster sampling and simple random sampling were taken on 182 respondents at SMA Negeri 2 Mejayan. Data were collected using the osteoporosis knowledge questionnaire and milk consumption questionnaire. The data obtained were carried out statistical tests using the chi-square test. RESULTS Subjects who were knowledgeable about low osteoporosis found 27 people (50.0%) did not drink milk significantly significantly compared to subjects with knowledge of high osteoporosis as many as 5 people (3.9%) . In the analysis using Chi-square test showed that there was a significant relationship between knowledge about osteoporosis and milk consumption in high school students (p = 0,000). CONCLUSION This study showed that there was a significant relationship between knowledge about osteoporosis and milk consumption in high school students.