Hubungan aktifitas fisik dan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenorea siswi SMA
D ismenorea merupakan salah satu masalah yang timbul di samping masalah lain tertuma pada remaja. WHO mendefinisikan bahwa remaja sebagai individu dalam kelompok usia rentang 10-19 tahun. Prevalensi dismenorea di Jakarta menunjukan prevalensi sebesar 87,5%. Berbagai penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan dismenorea primer pada wanita; memperlihatkan adanya hormon hormon yang berperan ketika melakuakan aktivitas fisik. Sebuah penelitian pun menunjukan hubungan antara kadar hemoglobin dengan dismenorea.Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan aktivitas fisik dan kadar hemoglobin engan kejadian dismenorea pada siswi SMA. Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang di beberapa SMA di Jakarta. Data dikumpulkan dengan cara mengisi kuesioner WaLIDD untuk menilai dismenorea, The Physical Activity For Adolescent untuk menilai aktivitas fisik, dan mengukur kadar hemoglobin dengan Hb meter. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Dari 180 responden, terbagi didapatkan 66 responden (36,6%) mengalami dismenore. Hubungan antara aktivitas fisik dan dismenorea memiliki nilai p < 0,05, sedangkan kadar hemoglobin dan dismenorea memiliki nilai p > 0,05. Penelitian ini menujukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik dan dismenorea serta tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dan dismenorea pada siswi SMA.
D ysmenorrhea is a common problem in adolescents. WHO defines adolescents as people aged 10-19 years. The prevalence of dysmenorrhea in Jakarta was 87,5%. Several studies showed significant relationship between physical activity and primary dysmenorrhea in women; emphasizing hormones that has been activated during physical activity. Another study showed the relationship between hemoglobin level and dysmenorrhea. Therefore, a study to determine the relationship between physical activity and hemoglobin level with dysmenorrhea in female high school students was conducted. A cross-sectional observational study was conducted at high schools in Jakarta. Data collection was done by filling in WaLIDD to measure dysmenorrhea, The Physical Activity For Adolescent questionnaire to measure physical activity, and using Hb meter to measure Hb level. Data analysis was performed using Chi-square with a level of significance at 0,05. Among 180 respondents, 66 respondents (36,6%) experienced dysmenorrhea The relationship between physical activity and dysmenorrhea showed p < 0,05, meanwhile hemoglobin level and dysmenorrhea showed p > 0,05. This study revealed that there is a significant relationship between physical activity and dysmenorrhea; and there is no relationship between hemoglobin level and dysmenorrhea in female high school students.