Hubungan asupan kalsium dengan derajat dismenore pada remaja
D ismenore didefinisikan sebagai nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah, keluhan nyeri haid bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat. Pada penelitian Somayeh Zarei, et al. didapatkan pengaruh signifikan pemberian kalsium terhadap penurunan intensitas nyeri pada menstruasi. Hal ini diduga karena penurunan kalsium dapat menyebabkan spasme dan kontraksi otot. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara asupan kalsium dengan derajat dismenore. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 62 responden yang didapat dengan cara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada 26 September 2019. Penilaian asupan kalsium dilakukan dengan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire. Penilaian dismenore dilakukan dengan menggunakan kuesioner Visual Analogue Scale. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Pada penelitian ini melibatkan sejumlah 62 responden. Distribusi dismenore pada penelitian ini menunjukkan 15 responden (24.2%) tidak mengalami dismenore, 19 responden (30.6%) mengalami nyeri ringan, 15 responden (24.2%) mengalami nyeri sedang, dan 13 responden (21%) mengalami nyeri berat. Pada asupan kalsium, didapatkan 32 responden (51.6%) dinilai kurang mengonsumsi asupan kalsium, dan 30 responden (48.4%) memiliki asupan kalsium yang cukup. Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan antara asupan kalsium dengan derajat dismenore (p = 0,000). Terdapat hubungan antara asupan kalsium dengan derajat dismenore.
D ysmenorrhea is pain during menstruation, usually with cramps and centered in the lower stomach, the degree of dysmenorrhea is variated from mild to severe. In Somayeh Zarei study, mentioned that the intake of calcium can reduce the incidence of dysmenorrhea. This is assumed because of the low intake of calcium cause spasm and muscle contraction. This study aimed to assess the association between intake of calcium with the degree of dysmenorrhea. The method of this research is cross sectional. They are 62 samples and obtained by simple random sampling. This research was held on 26 September 2019. The data collected by taking the data consumption of calcium using a semi quantitative food frequency questionnaire. Dysmenorrhea assessment using questionnaires visual analogue scale. Data analysis was done by chi-square test. This study involved a total of 62 respondents. The distribution of dysmenorrhea in this study showed that 15 respondents (24,2%) did not experience dysmenorrhea, 19 respondents (30,6%) experienced mild dysmenorrhea, 15 respondents (24,2%) experienced moderate dysmenorrhea, and 13 respondents (21%) experienced severe dysmenorrhea. At the intake of calcium, obtained 32 respondents (51,6%) have less intake and 30 respondents (48,4%) have sufficient intake. In this study found significant association between intake of calcium with the degree of dysmenorrhea (p = 0,000). There was relationship between intake of calcium with the degree of dysmenorrhea