Hubungan aktivitas fisik dengan migren pada dewasa muda
M igren sebagai salah satu bentuk nyeri kepala primer tersebar hampir merata di seluruh dunia. Saat ini, prevalensi kasus migren secara global adalah sebesar 11% dan beberapa studi menunjukkan prevalensi migren yang semakin meningkat. Prevalensi migren di Indonesia sendiri sebesar 11,8%. Migren dianggap sebagai peringkat ketujuh penyakit spesifik yang menyebabkan disabilitas. Aktivitas fisik sering dijadikan rekomendasi untuk meringankan migren. Untuk mengetahui manfaat aktivitas fisik dalam penatalaksanaan migren, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan migren pada dewasa muda. Penelitian menggunakan metode analitik observasional dengan desain potong-silang (cross-sectional). Subjek penelitian adalah 120 orang karyawan di Pusat Perbelanjaan di Bandar Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner guna menilai karakteristik responden, frekuensi dan tingkat aktivitas fisik, serta kejadian migren dan tingkat keparahannya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS for Mac versi 21. Dari 120 responden, 18 (15%) responden pernah mengalami migren dalam hidupnya. Dari hasil penelitian tidak terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi aktivitas fisik dengan kejadian migren (p=0,772) dan tidak didapatkan juga hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian (p=0,719). Prevalensi migren pada karyawan pusat perbelanjaan di Bandar Lampung sedikit lebih tinggi (15%) dari prevalensi migren di Indonesia (11,8%). Sebagian besar karyawan memiliki frekuensi dan tingkat aktivitas fisik yang baik. Tidak didapatkan hubungan antara aktivitas fisik dan migren dalam penelitian ini.Kata kunci: migren, tingkat keparahan migren, frekuensi aktivitas fisik, tingkat aktivitas fisik, usia, jenis kelamin
M igraine as a form of primary headache is spread almost evenly throughout the world. At present, the prevalence of migraine cases globally is 11% and several studies show that migraine prevalence is increasing. The prevalence of migraines in Indonesia alone is 11.8%. Migraines are considered to be ranked as the seventh specific disease that causes disability. Physical activity is often used as a recommendation to relieve migraines. To find out the benefits of physical activity in managing migraines, it is necessary to conduct research that aims to determine the relationship of physical activity with migraines in young adults. The study used an observational analytic method with cross-sectional design. The research subjects were 120 employees at the Shopping Center in Bandar Lampung. Data collection was carried out by filling out questionnaires to assess respondents' characteristics, frequency and level of physical activity, and the incidence of migraine and its severity. Data analysis was performed using SPSS for Mac version 21. Of the 120 respondents, 18 (15%) respondents had experienced migraines in their lives. From the results of the study there was no significant relationship between the frequency of physical activity and the incidence of migraine (p = 0.772) and no significant relationship was found between the level of physical activity and the incidence (p = 0.719). The prevalence of migraines in shopping center employees in Bandar Lampung is slightly higher (15%) than the prevalence of migraines in Indonesia (11.8%). Most employees have good frequency and level of physical activity. There was no relationship between physical activity and migraine in this study. Key words: migraine, migraine severity, frequency of physical activity, physical activity level, age, gender