Hubungan aktivitas fisik dengan kepadatan tulang pada wanita usia 40-50 tahun
T ulang merupakan jaringan yang aktif secara metabolisme. Tulang mengalami proses remodeling seacara terus menerus seumur hidup. Ketidakseimbangan dalam proses remodeling tulang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kepadatan tulang. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan meningkatkan risiko terjadinya patah tulang. Kepadatan tulang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya usia dan aktivitas fisik. Penelitian menurut International Osteoporosis Foundation (IOF) didapatkan 1 dari 4 perempuan di Indonesia berisiko terkena osteoporosis pada usia 50 – 80 tahun. Tahun 2008 PEROSI menyatakan 90% wanita dewasa mengalami osteopenia. Tingginya prevalensi gangguan kepadatan tulang di Indonesia membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan antara aktivitas fisik dengan kepadatan tulang pada wanita usia 40 – 50 tahun. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dengan responden sebanyak 238 orang di Puskesmas Kec. Tebet, Jakarta Selatan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan alat quantitative ultrasound. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square menggunakan program SPSS v25. Hasil uji chi-square menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kepadatan tulang (P = 0,092) dan aktivitas fisik dengan kepadatan tulang (P = 0,988). Kesimpulan, tidak terdapat hubungan antara usia dan aktivitas fisik dengan kepadatan tulang responden di Puskesmas Kec. Tebet, Jakarta Selatan.
B one is a metabolically active network. Bone undergoes a process of remodeling as long as it continues for life. Imbalance in the process of bone remodeling can cause a decrease in bone density. Osteoporosis is a bone disease characterized by a decrease in bone density so that the bones become brittle and increase the risk of fractures. Bone density can be influenced by many factors, including age and physical activity. Research according to the International Osteoporosis Foundation (IOF) found that 1 in 4 women in Indonesia are at risk of osteoporosis at the age of 50 - 80 years. In 2008 PEROSI stated that 90% of adult women experience osteopenia. The high prevalence of bone density disorders in Indonesia makes researchers interested in further investigating the relationship between physical activity and bone density in women aged 40-50 years. This study used an observational analytic method with a cross-sectional approach with 238 respondents in the Kec. Puskesmas. Tebet, South Jakarta. Data collection used the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) questionnaire and quantitative ultrasound. Data analysis was done by univariate and bivariate with chi-square test using SPSS v25 program. The results of the chi-square test showed no significant relationship between age and bone density (P = 0.092) and physical activity with bone density (P = 0.988). Conclusion, there is no relationship between age and physical activity with the bone density of respondents in the Puskesmas Kec. Tebet, South Jakarta.