Analisis keandalan program perubahan gardu portal murni menjadi gardu portal ring main unit pada sistem distribusi 20 kv penyulang Parangtritis Tangerang Selatan
P T PLN UP 3 Bintaro mengembangkan suatu program peningkatkan keandalan sistem distribusi listrik dengan cara perubahan gardu portal murni menjadi gardu portal Compact/ Ring Main Unit (RMU) atau yang secara informal disebut program RMU-nisasi. Dalam hal ini diperlukan suatu studi analisis keandalan untuk mengetahui secara jelas bagaimana perbandingan keandalan sistem setelah dilakukan program dari segi System Average Interruption Duration Index (SAIDI) dan Energy Not Sale (ENS) dengan melihat perubahan pada gardu. Analisis dilakukan dengan mengambil kasus perubahan pada gardu BT 220 Penyulang Parangtritis di Rempoa, Tangerang Selatan dan membandingkan keandalan sistem apabila diasumsikan mengalami gangguan yang sama. Didapatkan hasil pada program RMU-nisasi gardu BT 220 dilakukan pemasangan kubikel Ring Main Unit 20 kV yang memiliki fungsi sebagai LBS incoming, LBS outgoing, dan Transformer Protection sehingga semua kontrol gardu dapat diatur lewat kubikel. Lalu FCO pada gardu dilepas karena fungsinya sudah digantikan oleh kubikel dan LA juga dilepas karena berubahnya instalasi ke transformator menjadi sepenuhnya SKTM. Kemudian terdapat pembaharuan terminasi pada komponen gardu seperti terminasi trafo dan terminasi PHB-TR untuk keamanan gardu. Selain itu nilai keandalan sistem akibat gangguan sebelum gardu BT 220 diubah adalah SAIDI = 0,7441 jam / tahun dan ENS = 5.221,92 kWH atau Rp. 7.662.018,77. Setelah program adalah SAIDI = 0,6970 jam/ tahun dan ENS = 3.777,12 kWH atau Rp. 5.542.092,63.
P T PLN UP 3 Bintaro developed a program to improve the reliability of the electricity distribution system by changing a pure portal substation into a Compact / Ring Main Unit (RMU) portal and informally called the RMU-nisasi program. In this case, a reliability analysis study is needed to find out clearly how the system reliability is compared after the program in terms of the System Average Interruption Duration Index (SAIDI) and Energy Not Sale (ENS) by looking at changes in substations. The analysis was carried out by taking a case of a change in BT 220 220 Parangtritis feeder in Rempoa, South Tangerang and comparing the reliability of the system if it was assumed to experience the same disturbance. The results obtained at the BT 220 substation RMU program are done by installing 20 kV Ring Main Unit cubicles which have functions as incoming LBS, outgoing LBS, and Transformer Protection so that all substation controls can be regulated via cubicles. Then the FCO at the substation is removed because the function has been replaced by cubicles and LA is also removed due to the change in installation to the transformer to be fully SKTM. Then there is the renewal of termination at the substation components such as transformer termination and PHB-TR termination for substation security. In addition, the value of system reliability due to disruption before the BT 220 substation was changed was SAIDI = 0.7441 hours / year and ENS = = 5.221,92 kwH or Rp. 7.662.018,77. After the program is SAIDI = 0.6970 hours / year and ENS = 3.777,12kwH or Rp. 5.542.092,63.