Uji kompatibilitas, ift, filtrasi dan thermal stability pada surfaktan anionik pada minyak ringan
P erolehan peningkatan minyak adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan jumlah minyak yang dapat diekstraksi dari ladang minyak setelah metode primer dan sekunder tidak lagi efektif. Enhanced Oil Recovery (EOR) melibatkan penggunaan metode tambahan seperti injeksi gas, panas atau kimia, termasuk injeksi surfaktan, untuk memaksimalkan produksi minyak dari reservoir. Penerapan EOR tidak hanya membutuhkan teknologi tepat guna tetapi juga pemahaman mendalam tentang sifat fisik dan kimia reservoir. Tantangan EOR mencakup biaya tinggi, kebutuhan akan teknologi canggih, dan potensi dampak lingkungan. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya permintaan minyak, EOR terus menjadi fokus penelitian dan pengembangan di industri minyak dan gas. Penggunaan EOR yang efektif dapat meningkatkan produksi minyak secara signifikan dan memperpanjang umur reservoir, sekaligus mencapai manfaat ekonomi yang signifikan. Salah satu metode EOR yang sedang dikembangkan dan terbukti berhasil adalah injeksi kimia. Injeksi kimia dalam pemulihan minyak yang ditingkatkan (EOR) adalah teknik yang menggunakan bahan kimia untuk meningkatkan produksi minyak dari reservoir dengan produksi yang berkurang. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengubah sifat fisik dan kimia minyak, air, dan batuan di dalam reservoir, sehingga meningkatkan mobilitas minyak dan efisiensi produksi. Salah satu kimia yang digunakan untuk injeksi kimia adalah surfaktan. Injeksi surfaktan merupakan suatu metode Enhanced Oil Recovery (EOR) yang menggunakan surfaktan untuk meningkatkan produksi minyak dari suatu reservoir. Untuk menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air digunakan surfaktan, sehingga memudahkan minyak yang terperangkap di pori-pori batuan mengalir ke sumur produksi. Injeksi surfaktan termasuk dalam kelompok injeksi kimia dan berfungsi untuk menurunkan tegangan antar muka (IFT) minyak atau air, mengubah sifat wettability, meningkatkan efisiensi penyapuan air injeksi dengan mengurangi perbedaan viskositas antara air dan minyak dan menstabilkan emulsi serta surfaktan dapat mengurangi tahanan terhadap aliran fluida di dalam pori-pori batuan dan membuat aliran fluida yang diinjeksikan lebih efisien dan homogen, sehingga menghasilkan perolehan minyak yang lebih baik. Tujuan dari injeksi surfaktan untuk meningkatkan efisiensi tekanan di dalam pori-pori batuan dengan mengurangi tegangan antarmuka, sehingga minyak terdorong keluar hanya dengan tekanan air. Akibatnya, minyak yang semula diam menjadi bergerak. Larutan surfaktan menurunkan tegangan antarmuka (IFT) antara air dan minyak mentah, karena sifat-sifat tertentu dari minyak mentah, melarutkan lapisan antarmuka dan menyebabkan emulsifikasi. Tegangan antar muka dapat diturunkan dengan melakukan penambahan sejumlah surfaktan ke dalam air formasi secara signifikan. Surfaktan yang sesuai untuk diinjeksikan ke dalam reservoir harus menjalani bebagai pengujian seperti, uji kompatibilitas, uji Interfacial Tension, uji Filtrasi serta Uji Thermal Stability. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil surfaktan optimal dalam tiap-tiap pengujian di laboratorium. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium dengan metode Experiment Research. Ada beberapa tahapan dalam penelitian ini yaitu persiapan alat dan bahan, pembuatan larutan surfaktan, kemudian melakukan rangkaian pengujian seperti uji kompatibilitas, uji Interfacial Tension, uji filtrasi dan uji thermal stability. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Surfaktan optimal terpilih pada pengujian kompatibilitas surfaktan A dan B dengan konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5; 0,8; 1,0; 1,5% menghasilkan larutan jernih dan tidak menimbulkan endapan, pada surfaktan C dengan konsentrasi 0,1; 0,3; dan 0,5% menghasilkan larutan jernih, pada konsentrasi 0,8; 1,0; 1,5% menghasilkan larutan keruh. Pada surfaktan D dengan konsentrasi 0,1; 0,3; 0,5; 0,8; 1,0; 1,5% menghasilkan larutan keruh. Surfaktan yang optimal dalam pengujian IFT adalah surfaktan A pada konsentrasi 1,5% dan surfaktan D dengan konsentrasi 0,3% dengan nilai IFT sebesar 4,2 × 10-3 dyne/cm dan 3,2 × 10-3 dyne/cm. Surfaktan yang lolos dalam pengujian filtrasi adalah surfaktan A dengan konsentrasi 1,5%, hasil dari uji filtrasi pada surfaktan A tidak adanya indikasi larutan yang membentuk endapan. Surfaktan yang optimal dalam pengujian thermal stability adalah surfaktan A dan Surfaktan D, karena mengalami penurunan nilai IFT dan stabil terhadap pengaruh panas.Kata kunci: Injeksi Surfaktan, EOR, Interfacial Tension, Filtrasi, Thermal Stability
E nhanced oil recovery is a technique used to increase the amount of oil that can be extracted from an oil field after primary and secondary methods are no longer effective. Enhanced Oil Recovery (EOR) involves the use of additional methods such as gas, heat or chemical injection, including surfactant injection, to maximize oil production from a reservoir. The application of EOR requires not only appropriate technology but also an in-depth understanding of the physical and chemical properties of the reservoir. The challenges of EOR include high costs, the need for advanced technology and potential environmental impacts. However, as technology advances and oil demand increases, EOR continues to be the focus of research and development in the oil and gas industry. Effective use of EOR can significantly increase oil production and extend reservoir life, while achieving significant economic benefits. One EOR method that is being developed and proven successful is chemical injection. Chemical injection in enhanced oil recovery (EOR) is a technique that uses chemicals to increase oil production from reservoirs with reduced production. The objective of this method is to change the physical and chemical properties of oil, water, and rock within the reservoir, thereby increasing oil mobility and production efficiency. One of the chemicals used for chemical injection is surfactants. Surfactant injection is an enhanced oil recovery (EOR) method that uses surfactants to increase oil production from a reservoir. To reduce the interfacial tension between oil and water, surfactants are used, making it easier for oil trapped in rock pores to flow into production wells. Surfactant injection is included in the chemical injection group and functions to reduce the interfacial tension (IFT) of oil or water, change the wettability properties, increase the sweeping efficiency of injection water by reducing the viscosity difference between water and oil and stabilizing the emulsion and surfactants can reduce the resistance to fluid flow in the rock pores and make the flow of injected fluid more efficient and homogeneous, resulting in better oil recovery. The purpose of surfactant injection is to increase the pressure efficiency within the rock pores by reducing the interfacial tension, so that the oil is pushed out only by water pressure. As a result, oil that was originally stationary becomes mobile. Surfactant solutions lower the interfacial tension (IFT) between water and crude oil, due to certain properties of the crude oil, dissolving the interfacial layer and causing emulsification. The interfacial tension can be lowered by adding a significant amount of surfactant tothe formation water. Surfactants suitable for injection into the reservoir must undergo various tests such as compatibility test, Interfacial Tension test, Filtration test and Thermal Stability test. The purpose of this research is to determine the optimal surfactant results in each test in the laboratory. This research was conducted in laboratory scale with Experiment Research method. There are several stages in this research, namely preparation of tools and materials, making surfactant solution, then conducting a series of tests such as compatibility test, Interfacial Tension test, filtration test and thermal stability test. The results obtained from this research are the optimal surfactant selected in the compatibility test of surfactant A and B with concentrations of 0.1; 0.3; 0.5; 0.8; 1.0; 1.5% produced a clear solution and did not cause sediment, in surfactant C with concentrations of 0.1; 0.3; and 0.5% produced a clear solution, at concentrations of 0.8; 1.0; 1.5% produced a cloudy solution. Surfactant D with concentrations of 0.1; 0.3; 0.5; 0.8; 1.0; 1.5% produced a cloudy solution. The optimal surfactants in the IFT test were surfactant A at a concentration of 1.5% and surfactant D at a concentration of 0.3% with IFT values of 4.2 × 10-3 dyne/cm and 3.2 × 10-3 dyne/cm. The surfactant that passes the filtration test is surfactant A with a concentration of 1.5%, the results of the filtration test on surfactant A have no indication of a solution that forms sediment. The optimal surfactants in the thermal stability test are surfactant A and Surfactant D, because they experience a decrease in IFT value and are stable against the influence of heat.Keywords: Surfactant Injection, EOR, Interfacial Tension, Filtration, Thermal Stability