Perencanaan dan Pengembangan sistem drainase di Kota Karawang Jawa Barat
K ota Karawang sebagai ibukota Kabupaten Karawang memiliki pertumbuhan penduduk dan dan perkembangan wilayah yang cukup pesat. Sebagaimana kota- kota yang sedang mengalami perkembangan lainnya, salah satu permasalahan yang dialami Kota Karawang adalah sudah tidak berfungsinya sistem drainase perkotan secara baik, sehingga telah menimbulkan dampak-dampak negatif berupa terjadinya banjir.Kota Karawang dilintasi oleh Sungai Citarum yang terletak di sebelah selatan kota, yang berfungsi sebagai badan air penerima (outfall) air hujan pada sistem drainase di Karawang.Sistem drainase perkotaan dapat diartikan semua fasilitas yang digunakan untuk mengalirkan total curahan hujan yang menjadi air permukaan baik dari maupun melalui suatu daerah perkotaan menuju suatu titik muara pembuangan akhir (laut, danau, sungai). Prinsip dasar perencanaannya adalah mengalirkan air hujan secepat dan sependek mungkin menuju saluran pembuangan air untuk menghindari terjadinya genangan yang dapat menganggu kesehatan masyarakat serta menimbulkan kerusakan pada bangunan dan jalan.Data penting yang diperlukan dalam perencanaan ini adalah data kondisi fisik Kota Karawang seperti topografi, tata guna lahan dan hidrologi sungai serta data curah hujan harian maksimum. Data-data tersebut kemudian diolah dan dikembangkan menjadi data intensitas hujan yang digunakan untuk menghitung debit limpasan hujan serta dimensi saluran drainase yang dibutuhkan.Dari hasil analisa hidrologi didapatkan rumus intensitas hujan yang akan digunakaan yaitu rumus dari DR Ishiguro, untuk periode ulang 5 tahun It = 300.959/(t’’-1,049) dan untuk periode ulang 10 tahun It = 349.804/(é -1,049). Periode perencanaan dan pengembangan sistem drainase di Kota Karawang adalah tahun 2000-2020 berdasarkan dengan rencana perkembangan kota sampai akhir Bhun perencanaan. Berdasarkan hasil perhitungan, debit limpasan hujan di Kota Karawang untuk suatu daerah tangkapan berkisar antara 0.13 m2/det sampai dengan 11.68 m3/det, dengan penampang saluran berbentuk persegi panjang yang berdimensi 0.5m x 0.6m untuk saluran awal dan 2m x3.Inn untuk saluran akhir yang menuju sungai CitarumKedalaman penggalian yang dilakukan di daerah perencanaan untuk perletakkan saluran dengan kemiringan dan kecepatan tertentu yang self cleaning adalah 0.4 m untuk kedalaman minimum dan 5.5 m untuk kedalaman maksimum.
K arawang, as the capital of Karawang Regency, has a fast multiply population growth and a fast expansion area. 3u1 like the other developing city, the major problem faced by people of Karawañg is a bad drainage system that make flood comes every rainy season.The city of Karawang is acrossed by Citarum’s river laid on south side city which has function as an outfall drainage. The drainage city system means all system and facilities that make surface water, formed from rain water, flow into empties channel like sea, river, and lake. The basic concepts of drainage system is make the shortest and the fastest way for water to flow into empties to avoid the flooded area caused by backup of water from over flooding channels.The most important datas needed to make this system are physical condition such a karawang’s topography, Iandsape system, hydrology system and also amount of rainfall in that place. All daas are mixed and formed into rainfall intensity for Karawang and then use to calculate rain runs-off debit, also the drainage system dimension.From the result of hydrology analysis, the formula of rainfall intensity number using DR Ishiguro’s formula, for five years return periode is It = 300.959/(é'5 - 1,049). And for ten years return periode is It = 349.804/(b'5 — 1,049).The periode of drainage system planning and developing is almost from 2000 until 2020 according to plan of development of Karawang in the end year periode. Thru the final result calculation, the rain runs-off debit of rainfall for Karawang city in sample area is 0.13 m*/sec till 11.68 m^/sec with the drainage’s dimension are 0.5 m x 0.6 m for the secondary channel and 2 m x 3.1 m for the main or primary channel.The depth of digging in planning area which have self cleaning system is 0.4 rn for minimum depth and 5.5 m for maximum depth.