G angguan pendengaran sensorineural merupakan gangguan pada sistem sensor yang letak masalahnya terdapat pada bagian dalam telinga terutama pada koklea. Prevalensi gangguan pendengaran sensorineural pada lanjut usia meningkat oleh karena beberapa faktor, salah satunya adalah tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara hipertensi dan gangguan pendengaran sensorineural pada lanjut usia. Penelitian ini menggunakan studi analisis observasional dengan desain potong lintang pada 70 orang lanjut usia di Panti Jompo TWBM, Cengkareng, Jakarta Barat bulan September-Desember 2018. Data diambil dari hasil anamnesis, pemeriksaan tekanan darah menggunakan sfigmomanometer, dan pemeriksaan fungsi pendengaran menggunakan audiometri nada murni yang diinterpretasikan oleh dokter spesialis THT. Analisis data menggunakan SPSS for windows dengan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. Dari 70 sampel penelitian, didapatkan 59 responden dengan gangguan pendengaran sensorineural, sedangkan 11 responden lainnya normal. Selain itu, didapatkan 41 responden hipertensi dan 29 responden lainnya tidak hipertensi. Hasil analisis data univariat didapatkan responden lebih banyak yang hipertensi dibandingkan tidak. Kemudian, gangguan pendengaran sensorineural derajat sedang adalah yang paling banyak ditemukan. Hasil analisis data bivariat dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk hubungan jenis kelamin, usia, dan hipertensi dengan gangguan pendengaran sensorineural pada lanjut usia didapatkan nilai p=0.03, p=0.03, dan p=0.00. Terdapat hubungan bermakna antara hipertensi dan gangguan pendengaran sensorineural pada lanjut usia. Hipertensi meningkatkan risiko terjadinya gangguan pendengaran sensorineural pada lanjut usia dibandingkan tidak hipertensi.