Perbedaan kadar aseton di dalam saliva pada penderita diabetes melitus dengan penderita tanpa diabetes melitus
D iabetes melitus merupakan penyakit gangguan endokrin yang bersifat krornis yang disebabkan oleh penurunan insulin oleh sel-sel 13 pulau iangerhans Penelitian dilakukan pada pasien di rumah sakit Islam Jakarta dengan usia 30-74 tahun, dengan cara mengumpulkan saliva penderita diabetes me!itus paca tabung plastik sebanyak 15 sampel. Kemudian dibekukan di dalam freezer. Pengukuran kadar aseton dilakukan dengan mencampur saliva. aquades standar aseton 2 mg %, amonium hidroksida pekat ke dalam tabung- tabung plastik pereaksi ruthera dan diputar dengan alat sentrifugasi dengan kecepata 3500 rpm selama 15 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat : perbedaan yang sangat bermakna (p < 0,01) antara kadar aseton di dalam saliva penderita diabetes melitus. Kadar aseton di dalam saliva tanpa diabetes melitus dan dapat disimpulkan bahwa pada penderita diabetes melitus terjadi, peningkatan sedangkan pada penderita tanpa diabetes melitus tidak ada peningkatan yang berarti.
D iabetes mellitus is a chronic endocrine disease caused by a decrease in insulin by the cells of 13 islets of Langerhans. The study was conducted on patients at the Jakarta Islamic Hospital aged 30-74 years, by collecting the saliva of people with diabetes mellitus through plastic tubes. 15 samples. Then frozen in the freezer. The acetone level was measured by mixing saliva. 2 mg% standard acetone distilled water, concentrated ammonium hydroxide into plastic tubes of ruthera reagent and rotated using a centrifuge at 3500 rpm for 15 minutes. The results of this study indicated that there were: highly significant differences (p <0.01) between the levels of acetone in the saliva of people with diabetes mellitus. The level of acetone in the saliva without diabetes mellitus and it can be concluded that in people with diabetes mellitus there is an increase while in patients without diabetes mellitus there is no significant increase.