Perbedaan effektivitas gel herbal dan carboxy-methycellulose dalam mengurangi xerostomia pada lansia (Laporan Penelitian)
P revalensi xerostomia meningkat seiring dengan usia. Pada lansia, terjadi penurunan fungsi organ, termasuk kelenjar liur, yang kemudian dapat menyebabkan hiposalivasi. Keadaan hiposalivasi menimbulkan ketidaknyamanan oral. Pada umumnya, penderita xerostomia menggunakan saliva substitute untuk mengurangi oral discomfort tersebut. Akan tetapi saliva substitute agak sulit untuk di dapatkan di pasaran. Pengobatan alternatif dengan bahan-bahan herbal sedang marak dikembangkan di Indonesia, karena lebih mudah diperoleh dan lebih aman untuk digunakan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek jangka pendek gel herbal sebagai saliva substitute dibandingkan dengan saliva substitute berbahan dasar carboxymethylcellulose dalam mengurangi gejala oral discomfort yang ditimbulkan xerostomia pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis dengan rancangan ekspiremental Pretest-Posttest Control Group Design. Sebanyak 22 orang lansia dibagi dalam dua kelompok secara simple random sampling, yaitu kelompok 1 diberikan gel herbal dan kelompok 2 diberikan gel CMC. Setiap responden diinstruksikan untuk mengaplikasikan bahan penelitian setiap sebelum responden diinstruksikan untuk mengaplikasikan bahan penelitian setiap sebelum makan dan sebelum tidur. Setelah dua hari, penururnan keluhan oral discomfort diukur dengan parameter subjektif, yaitu visual analogue scale. Uji statistik dengan menggunakan independent t test. Pada variabel skor VAS kelompok gel herbal memperlihatkan adanya penurunan dalam oral discomfort. Analisis statistik independent t test terhadap rata-rata penurunan VAS kelompok gel herbal dan kelompok CMC menghasilkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Gel herbal dapat mengurangi keluhan oral discomfort akibat xerostomia pada lansia, tetapi tidak lebih efektif daripada saliva substitute berbahan dasar CMS.