Perbandingan efektivitas triamsinolon asetonid dan kalium diklofenak secara topikal pada ulserasi rongga mulut : Kajian pada Tikus Sprague Dawley (Laporan penelitian)
U lserasi rongga mulut merupakan lesi berupa ulkus menyakitkan, berbentuk bulat dengan batas jelas dan pusat nekrotik yang dangkal. Penyebab ulserasi bermacam-macam, diantaranya trauma, alergi, gizi, stres dan penyakit sistemik. Hingga kini belum ditemukan obat definitif dalam menyembuhkan lesi tersebut. Triamsinolon merupakan derivat kortikosteroid dengan efek anti inflamasi yang tinggi. Namun penggunaan obat tersebut memiliki efek samping. Kalium diklofenak adalah anti inflamasi non-steroid yang bekerja menghambat siklooksigenase sehingga mengurangi sintesis prostaglandin. Untuk mengurangi efek samping diklofenak sistemik maka dibuat sediaan topikal dengan mencampurkan bubuk diklofenak dan Orabase®. Untuk mengetahui efektivitas triamsinolon asetonid dan kalium diklofenak terhadap penyembuhan ulserasi, maka dilakukan penelitian terhadap 18 ekor tikus Sprague Dawley yang dilukai dengan H2O2 25% pada mukosa labial, kemudian pada kelompok perlakuan diobati dengan triamsinolon dan diklofenak sedangkan kelompok kontrol dengan akuades. Pengobatan dilakukan dua kali sehari dengan tikus tidak makan dan minum selama 6 jam setelah obat diaplikasikan. Pengamatan klinis dan histopatologi dilakukan pada hari ke3, 5, dan 7. Berdasarkan analisis statistik pemeriksaan klinis hari ketiga dan kelima terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol. Melalui skoring pemeriksaan klinis hari ketiga juga ditemukan penyembuhan lesi yang lebih cepat pada triamsinolon dibandingkan diklofenak. Kesimpulan: Triamsinolon dan diklofenak efektif dalam mempercepat proses penyembuhan ulserasi. Efek anti inflamasi triamsinolon sedikit lebih baik dibandingkan dengan diklofenak. Namun adanya efek samping penggunaan kortikosteroid membuat diklofenak merupakan pilihan obat yang lebih tepat dalam pengobatan ulserasi rongga mulut.
O ral ulceration is a painful lesions, round with well-demarcated and shallow necrotic centers. Ulceration predispose factors are trauma, allergies, nutrition, stress and systemic disorders. Treatment for this lesion is unknown. Triamcinolone asetonide derives from corticosteroid with high anti-inflammatory ability. However, these drugs have side effects. Diclofenac potassium is a NSAID that inhibits cyclooxygenase, thereby reducing the synthesis of prostaglandins. To reduce the systemic side effects of diclofenac, topical ointment is made by mixing diclofenac powder and Orabase®. To examine the effectiveness of triamcinolone and diclofenac for oral ulceration, we conducted a study of 18 Sprague Dawley rats, injured with 25% H2O2 at the labial mucosa, and in the treatment group we treated with triamcinolone and diclofenac while the control group with distilled water. Treatment was done twice daily and the mice were not fed for 6 hours after the exposure. Clinical and histopathological observations were made on day 3, 5, and 7. Based on the statistical analysis of the clinical examination on day 3 and 5 there was significant difference between treatment and control groups. Through clinical scoring on the third day, healing of the lesions on triamnicolone was faster compared to diclofenac. Conclusion: triamcinolone and diclofenac are effective in accelerating the oral ulceration healing process. Anti-inflammatory effects of triamcinolone is better compared with diclofenac. However, due to the side effects use of corticosteroid, diclofenac is the drug of choice for oral ulceration.