P encabutan gigi merupakan prosedur yang umum dilakukan pada praktek dokter gigi. Setelah gigi dicabut akan dilepaskan sitokin proinflamasi, salah satunya adalah TNF-a. Ekspresi TNF-a yang tinggi menandakan terjadinya inflamasi. Jika ekspresi berlangsung tinggi dan dalam jangka waktu yang lama akan menghambat proses penyembuhan luka. Bunga matahari sebagai bahan dari obat tradisional mempunyai fungsi farmakologi seperti anti-inflamasi, antioksidan, antitumor. Selain itu terdapat komponen bioaktif seperti flavonoid, terpenoid, 0-sitosterol dan asam linoleat yang berperan pada proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji bunga matahari terhadap ekspresi TNF-a pasca pencabutan gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan rancangan Randomized Post Test Only Control Group Design. 32 tikus strain wistar jantan dibagi menjadi dua kelompok: kontrol (n=16) dan perlakuan (n=16). Dilakukan pencabutan gigi insisivus atas, kemudian pada kelompok perlakuan diberi ekstrak biji bunga matahari yang dibuat dengan sistem maserasi sebanyak 0,05 ml dua kali sehari pada soket. 4 ekor tikus dari setiap kelompok dikorbankan pada hari 3,7,10,14. Kemudian dilakukan pembuatan sediaan untuk pemeriksaan histologis dan analisis imunohistokimia. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dan Mann-Whitney (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan bermakna pada ekspresi TNF-a antara kelompok kontrol dan perlakuan hari ke-3 yang merupakan saat terjadinya proses inflamasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak biji bunga matahari dapat mempengaruhi ekspresi TNF-a pasca pencabutan gigi terutama pada proses inflamasi.