Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan visus pada siswa-siswi SMP Santo Bellarminus Jakarta Pusat
P enurunan fungsi penglihatan pada anak usia sekolah merupakan masalah kesehatanyang penting. Perkembangan normal ketajaman visus tergantung dari input visual diusia muda. Penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan mata agar terhindardari faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya penurunan visus. Sejauh ini deteksidini dan publikasi mengenai prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan kelainantajam penglihatan pada pelajar masih jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian inidilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara penurunan visus denganpengetahuan, sikap, lingkungan membaca, dan faktor herediter.Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectionalyang mengikutsertakan 128 siswa SMP Santo Bellarminus. Data dikumpulkandengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan pemeriksaan mata denganSnellen chart dan uji pinhole. Analisis data dengan SPSS for Windows versi 16.0 dantingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05.Prevalensi kelainan tajam penglihatan sebesar 47,7%, dengan pengguna kacamata43,75%, dan 91,8% mengalami kelainan refraksi. Hasil analisis data dengan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p <0,05 menunjukkan tidak adanya hubunganantara pengetahuan dengan penurunan visus (p=0,731), didapatkan hubungan antarasikap dengan penurunan visus (p=0,044), tidak didapatkan hubungan antara lingkungan membaca dengan penurunan visus (p=0,574), dan didapatkan hubungan antara herediter dengan penurunan visus.Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara sikap dan herediter terhadappenurunan visus pada 128 siswa SMP Santo Bellarminus Jakarta Pusat
V isual impairment in school age is a very important health problem. The development of visual acuity depends on visual input at the young age. It is notable to maintain eye health in order to avoid the risk factors which lead to the decreasing of visual acuity. There is lack of publication on early detection and prevalence of visual impairment and its related factors in Indonesia. This research was conducted with the purpose to know the correlation between decreasing visual acuity with knowledge, attitudes, environment, and hereditary factor.Research using observational analytic study with cross-sectional design that included128 students of Santo Bellarminus Junior High School. Data were collected by interviews using questionnaires and eye exams using Snellen Chart and Pinhone test. Data analysis using SPSS for Windows version 16.0 and significance levels were used at 0,05.The prevalence of visual impairment is 47,7%, users glasses 43,75%, and 91,8% hadrefractive errors. The result of data analysis using Chi-Square with a significant valuep <0,05 shows that there is no relation between knowledge and decreasing of visualacuity (p=0,731), a correlation between attitude and decreasing of visual acuity (p=0,044), no correlation between environment of reading with decreasing of visualacuity (p=0,574), and there is a correlation between hereditary with decreasing ofvisual acuity.This research shows that there is correlation among attitudes and hereditary withdecreasing of visual acuity to 128 students of Santo Bellarminus junior high schoolCentral Jakarta