Hubungan antara kesiapsiagaan masyarakat dengan tingkat stress pasca bencana banjir tahunan
I ndonesia merupakan negara rawan bencana. Ditinjau dari karaterisitik geografiswilayah, terletak di cincin api dunia dan kondisi hidrometeorologi. Indonesia adalah satu kawasan rawan banjir. Dikarenakan sekitar 30% dari 5000 sungai ada di Indonesia yang melintasi penduduk padat. Akibat dari kejadian bencana banjir yaitu kerusakan lingkungan, kerusakan infrastruktur, kehilangan keluarga dan sahabat, kehilangan tempat tinggal, kehilangan harta benda dan dampak psikologis. Salah satu bentuk dampak psikologis yang sering ditemui adalah stres. Stress yang terjadi setelah bencana dinamakan Gangguan Stress Pasca Trauma. Penelitian menggunakan studi observational dengan pendekatan cross sectional atau potong silang dengan jumlah peserta penelitian sebanyak 181 orang yang merupakan kepala keluarga yang bertempat tinggal di Kelurahan Pejanten Timur, Jakarta Selatan. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner identitas, kuesioner kesiapsiagaan, kuesioner sikap, kuesioner pengetahuan dan kuesioner Zungs’s Self Anxiety Scale. Variable yang diteliti adalah kesiapsiagaan, sikap, pengetahuan dan tingkat stress. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square yang kemudian diolah dengan tingkat kemaknaan 0,05. Dari 181 responden, hasil uji fisher menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p=0,001), antara sikap dengan tingkat cemas menunjukan ada hubungan yang bermakna dengan uji fisher (p= 0,037), antara pengetahuan dengan tingkat cemas menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna dengan uji fisher (p= 0,142). Penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara kesiapsiagaan dengan tingkat stress pasca bencana banjir tahunan. Hubungan antara sikap dengan tingkat stress pasca bencana banjir tahunan terdapat adanya hubungan. Hubungan antara pengetahuan dengan tingkat stress pasca bencana tidak ada hubungannya.
I ndonesia is a disaster prone country. Judging from the geographical characteristics of the region, it is located in the world's fire ring and hydrometeorological conditions. Indonesia is an area prone to flooding. Due to about 30% of the 5000 rivers in Indonesia across the dense population. The consequences of the flood disaster are environmental damage, infrastructure damage, loss of family and friends, loss of shelter, loss of property and psychological impact. One of the most common forms of psychological impact is stress. The stress that occurs after a disaster is called Post-Traumatic Stress Disorder. The study used observational study with cross sectional or cross sectional approach with the number of study participants as many as 181 people who are head of household who live in Pejanten Timur, South Jakarta. Data were collected by interview using identity questionnaire, preparedness questionnaire, attitude questionnaire, knowledge questionnaire and Zungs's Self Anxiety Scale questionnaire. The variables studied are the preparedness, attitude, knowledge and stress level. Data analysis was done univariat and bivariate using Chi Square test which then processed with level of significance 0,05. From 181 respondents, fisher test results showed that there was significant relationship (p = 0,001), between attitude with anxiety level showed there was significant correlation with fisher test (p = 0,037), between knowledge with anxiety level showed no significant relation with test fisher (p = 0.142). This study shows an association between preparedness and stress levels after the annual flood disaster. The relationship between attitude and stress level after the annual flood disaster there is a relationship. The relationship between knowledge and post-disaster stress levels has nothing to do.