Hubungan antara no mobile phone phobia (nomophobia) dan kualitas tidur pada remaja
K ualitas tidur pada remaja merupakan masalah kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari sebagai pelajar. Disisi lain, remaja merupakan kelompok yang sangat aktif dalam menggunakan teknologi smartphone dan merupakan kelompok yang rentan untuk mengalami No Mobile Phone Phobia (Nomophobia). Data IDC menyebutkan bahwa 80% pengguna memeriksa smartphone 15 menit pertama setelah bangun tidur, serta 70% responden berusia 18-24 tahun banyak menghabiskan waktunya dengan smartphone-nya, baik hanya sekedar memeriksa sosial media, bermain game, dan lain-lain. Berdasarkan durasi penggunaan gawai tersebut juga ditemukan bahwa prevalensi gangguan tidur yang dialami oleh remaja, terutama siswa SLTP dan SMU adalah sebesar 15% hingga 39,2%.METODEStudi cross-sectional pada remaja di SMA Negeri 1 Malinau, Malinau Hulu, kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Pengumpulan data menggunakan kuesioner No Mobile Phone Phobia (NMP-Q) dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang disebar melalui google form. Peneliti melakukan Fisher Exact Test untuk mengetahui hubungan antara Nomophobia dengan kualitas tidur pada remaja.HASILDari 185 siswa yang menjadi partisipan penelitian, diketahui terdapat 16,2% siswa yang menunjukkan gejala Nomophobia ringan, dan 83,8% siswa menunjukkan gejala Nomophobia sedang. Sementara itu, tidak ada siswa yang tidak mengalami Nomophobia maupun Nomophobia berat. Selanjutnya, terdapat 77,3% remaja di SMA Negeri 1 Malinau yang memiliki kualitas tidur yang buruk (skor PSQI > 5). Berdasarkan Fisher Exact Test diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Nomophobia dan kualitas tidur pada remaja.KESIMPULANTidak adanya hubungan yang bermakna antara Nomophobia dengan kualitas tidur pada remaja.
S leep quality in adolescents is important health problem because it can affect their daily activities as students. On the other hand, teenagers are a very active group in using smartphone technology, also as a vulnerable group to experience No Mobile Phone Phobia (Nomophobia). IDC data states that 80% of users check their smartphones in the first 15 minutes after waking up, and 70% of respondents aged 18-24 years spend a lot of time with their smartphones, whether just checking social media, playing games, and others. Based on the duration of using the device, it was also found that the prevalence of sleep disorders experienced by adolescents, especially junior and senior high school students, was 15% to 39.2%.METHODSA cross-sectional study of adolescents at SMA Negeri 1 Malinau, Malinau Hulu, Malinau district, North Kalimantan. The data collected by using the No Mobile Phone Phobia (NMP-Q) questionnaire and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire distributed via google form. Researchers conducted a Fisher Exact Test to determine the relationship between Nomophobia and sleep quality in adolescents.RESULTSThere are 185 students who participated in the study, it was found that 16.2% of students showed minor Nomophobia, and 83.8% of students showed moderate Nomophobia. Meanwhile, there are no students who do not experience Nomophobia or severe Nomophobia. Furthermore, there are 77.3% of adolescents in SMA Negeri 1 Malinau who have poor sleep quality (PSQI score > 5). Based on the results of Fisher Exact Test, it is known that there is no significant relationship between Nomophobia and sleep quality in adolescents.CONCLUSIONThere is no significant relationship between Nomophobia and sleep quality in adolescents.