Hubungan karateristik maloklusi gigi anterior terhadap kondisi psikososial remaja : kajian pada remaja SMAN 1 Sambas berdasarkan MIQ
L atar Belakang: Maloklusi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi yang dapat menimbulkan dampak terhadap kondisi psikososial remaja. Karateristik maloklusi gigi anterior yang paling banyak dijumpai adalah protrusi, crowding dan diastema. Maloklusi gigi anterior memiliki dampak terhadap tingkat kualitas hidup. Untuk melihat dampak maloklusi pada orang muda dapat digunakan suatu kuesioner yaitu MIQ (Malocclusion Impact Questionnair). Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karateristik maloklusi gigi anterior terhadap kondisi psikososial remaja SMAN 1 Sambas berdasarkan MIQ. Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata tertentu. Pemeriksaan maloklusi gigi anterior melalui aplikasi zoom oleh dokter gigi spesialis ortodonti dan pengukuran kondisi psikososial menggunakan kuesioner MIQ yang dibagi dalam bentuk google form. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil: Uji korelasi koefisien kontingensi menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara karakteristik maloklusi gigi anterior dengan kondisi psikososial remaja SMAN 1 Sambas p>0,05 (p=0,987) dengan kekuatan hubungan yang lemah dengan korelasi positif yang tidak bermakna secara klinis. Kesimpulan: Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara hubungan karateristik maloklusi gigi anterior terhadap kondisi psikososial remaja SMAN 1 Sambas
B ackground: Malocclusion is one of the dental health problems that can have an impact on the psychosocial condition of adolescents. The most common charateristics of anterior dental malocclusion are protrusion, crowding and diastema. Anterior dental malocclusion has an impact on quality of life. To see the impact of malocclusion on young people, a questionnaire called the MIQ (Malocclusion Impact Questionnaire) can be used. Objective: The aim of this study is to explore the relationship between charateristics of anterior dental malocclusion with psychosocial conditions of adolescents in SMAN 1 Sambas based on MIQ. Method: This was an analytical observational study with cross sectional design. The research sample was selected using a simple random sampling technique, namely the technique of taking samples from the population in a random way without regard to certain strata. Anterior dental malocclusion examination through a zoom application by an orthodontist specialist dentist and measurement of psychosocial conditions using a MIQ questionnaire which is divided into a google form. Data presentation is done in the form of frequency distribution table. Result: The contingency coefficient correlation test showed that there was no significant relationship between the charateristics of anterior dental malocclusion with psychosocial conditions of adolescents at SMAN 1 Sambas p>0,05 (p=0,987) with a weak relationship strength with a positive correlation that was not clinically significant. Conclusion: This study showed no significant correlation between charateristics of anterior dental malocclusion with psychosocial conditions of adolescents.