Hubungan pengetahuan dan persepsi aktivitas pharmacovigilance pada apoteker
P engetahuan dan persepsi apoteker tentang farmakovigilans berdampak besar pada praktik farmakovigilans. Kurangnya pengetahuan dan persepsi tentang peran farmakovigilans akan mempengaruhi keselamatan pasien, sekaligus menempatkan pasien pada risiko kematian akibat reaksi obat tidak diinginkan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan pengetahuan dan persepsi aktivitas farmakovigilans pada apoteker.METODEObservasional analitik adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor pada bulan April hingga Juni 2022. Data dikumpulkan dengan dua kuisioner yaitu kuisioner pengetahuan farmakovigilans dan kuisioner persepsi farmakovigilans yang diisi oleh 120 apoteker sebagai responden. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Chi- Square dengan tingkat kemaknaan p<0,05.HASILDari 120 responden, hasil terbanyak adalah pengetahuan kurang sebesar 59,3% dan persepsi baik sebesar 40,7%. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan persepsi aktivitas farmakovigilans. Perempuan memiliki persepsi lebih baik yaitu 54,2%. Apoteker yang bekerja >4tahun cenderung memiliki persepsi farmakovigilans yang baik. Sebagian besar apoteker yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, apotek, dan klinik kesehatan memiliki persepsi farmakovigilans yang baik. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden dan persepsi farmakovigilans.KESIMPULANTidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan persepsi aktivitas farmakovigikans pada apoteker. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik responden (jenis kelamin, lama bekerja, dan tempat bekerja) pada apoteker.
P harmacists' knowledge and perceptions of pharmacovigilance have a major impact on pharmacovigilance practice. Knowledge and perception about the role of pharmacovigilance can affect patient safety, moreover placing patients at risk of death from adverse drug reactions. The purpose of this study is to analyze the relationship between knowledge and perception of pharmacovigilance activity in pharmacists.METHODAnalytical observation is the method used in this study with a cross-sectional approach. This research was conducted in Bogor Regency from April to June 2022. Data were collected using two questionnaires, namely the pharmacovigilance knowledge questionnaire and the pharmacovigilance perception questionnaire which were filled out by 120 pharmacists as respondents. The data were then analyzed using the Chi-Square test with a significance level of p<0.05.RESULTSFrom 120 respondents, the most common result is lack of knowledge by 59.3% and good perception by 40.7%. The results of this study showed that there was no significant relationship between knowledge and perception of pharmacovigilance activity. Women has better perception of 54.2%. Pharmacists who worked >4 years tend to have better perception of pharmacovigilance. Most pharmacists who work in hospitals, health centers, pharmacies, and health clinics have a good perception of pharmacovigilance. The results of statistical analysis showed that there was no significant relationship between respondent characteristics and perceptions of pharmacovigilance.CONCLUSIONThere is no significant relationship between knowledge and perception of pharmacovigilance activity in pharmacists. There is no significant relationship between respondent characteristics (gender, length of work, and place of work) on pharmacists.