Atribut livability rumah susun milik (kasus: green pramuka city, pancoran riverside, dan menara kebon jeruk)
L ivability Kota Jakarta menduduki peringkat 20 terendah dari 172 negara di dunia.Dalam upaya meningkatkan livability, para pengembang giat membangun rumah susunmilik dengan menyediakan fasilitas yang lengkap, namun tetap dijumpai adanya rumahsusun milik yang tidak dibeli konsumen atau jika dibeli tidak dihuni oleh pemiliknya.Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi atribut livabilityruman susun milik berdasarkan persepsi penghuninya. Dari hasil tinjauan pustakadiperoleh empat dimensi livability, yaitu luas unit hunian, keterjangkauan,aksesibilitas, dan keamanan. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakanmetode survey angket. Responden sejumlah 100 keluarga diambil dari tiga sampelrumah susun milik, yaitu Green Pramuka City, Pancoran Riverside, dan Menara KebonJeruk. Teknik analisis menggunakan second order confirmatory factor analysis. Hasilanalisis menunjukkan bahwa terdapat tiga dimensi yang terbukti sebagai pengukurlivability rumah susun milik, yaitu keterjangkauan, aksesibilitas, dan keamanan,sedangkan dimensi luas unit hunian tidak terbukti. Dari ke tiga dimensi tersebutterdapat tigabelas atribut yang terbukti sebagai pengukur livability rumah susun milik,yaitu lima atribut dari dimensi keterjangkauan (biaya cicilan/sewa, pemeliharaanlingkungan, parkir, biaya keamanan, dan biaya lain terkait hunian); tiga atribut daridimensi aksesibilitas (akses ke fasilitas perbelanjaan, fasilitas kesehatan, dan fasilitaspendidikan dengan radius 400 meter), dan lima atribut dari dimensi keamanan(berpagar, pencahayaan lingkungan, bebas dari kriminalitas, bebas dari bencana banjirdan bencana kebakaran).
T he livability of Jakarta City is ranked 20th lowest out of 172 countries in the world.In an effort to increase livability, developers are actively building private flats byproviding complete facilities, but there are still owned flats that are not purchased byconsumers or if purchased are not occupied by the owners. Based on this, this studyaims to identify the livability attributes of owned flats based on the perceptions of theoccupants. From the results of the literature review, four livability dimensions wereobtained, namely the area of the residential unit, affordability, accessibility, andsecurity. Data collection in this study used a questionnaire survey method. Respondentstotaling 100 families were taken from three samples of owned flats, namely GreenPramuka City, Pancoran Riverside, and Menara Kebon Jeruk. The analysis techniqueuses second order confirmatory factor analysis. The results of the analysis show thatthere are three dimensions that are proven as a measure of the livability of owned flats,namely affordability, accessibility, and security, while the dimensions of the area ofresidential units are not proven. Of the three dimensions, there are thirteen attributesthat are proven as a measure of the livability of owned flats, namely five attributes fromthe affordability dimension (installment/rent fees, cost of maintenance, parking cost,security costs, and other housing-related costs); three attributes from the accessibilitydimension (access to shopping facilities, health facilities, and educational facilitieswithin a 400-meter radius), and five attributes from the security dimension (fenced,lighting, free from crime, free from floods and fire disasters).