Hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi
H ipertensi merupakan keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran terpisah. Prevalensi kejadian hipertensi di indonesia mencapai 34,1%. Pengobatan hipertensi dapat berupa farmakologis dan non – farmakologis. Pengobatan secara farmakologis yaitu dengan rutin mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur dan melakukan pengecekan tekanan darah secara teratur setiap hari5. Diharapkan dengan menganalisis temuan literatur berkaitan dengan kejadian ini, maka dapat digunakan untuk menjaga dan mengurangi risiko morbiditas dan mortalitas akibat penyakit hipertensi.Isi: Kategori hipertensi terbagi menjadi 4 kelompok yaitu normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2. Faktor risiko terjadinya hipertensi terbagi dalam faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Tatalaksana dasar hipertensi adalah kombinasi obat antihipertensi dengan modifikasi gaya hidup. Terapi farmako tidak hanya menurunkan tekanan darah namun sekaligus mengurangi risiko stroke dan keamatian. Terapi awal hipertensi umumnya menggunakan satu jenis obat ; kombinasi dengan jenis obat lain direkomendasikan pada hipertensi stadium 2. Faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan pengobatan sesuai teori Green dipengaruhi oleh faktor internal meliputi faktor pasien, kondisi penyakit dan faktor terapi, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor sistem pelayanan kesehatan dan faktor sosial ekonomiKesimpulan: Terapi farmakologis sangat berpengaruh dalam tatalaksana hipertensi, oleh karena itu kepatuhan meminum obat sangat diperlukan guna mencapai terapi yang optimal. Menurut beberapa penelitian terdapat bukti yang signifikan antara kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi dalam kesembuhan pasien dan mengontrol tekanan darah agar tidak meningkat dan tidak menimbulkan komplikasi
H ypertension is a state of increased systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic more than equal to 90 mmHg after two separate measurements. The prevalence of hypertension in Indonesia reaches 34.1%. Treatment of hypertension can be pharmacological and non-pharmacological. Pharmacological treatment that is by regularly taking antihypertensive drugs regularly and checking blood pressure regularly every day5. It is hoped that by analyzing the literature findings related to this event, it can be used to maintain and reduce the risk of morbidity and mortality due to hypertension.RESULT:Categories of hypertension are divided into 4 groups, namely normal, prhypertension, first degree and 2nd degree hypertension. Risk factors for hypertension are divided into factors that cannot be modified and factors that can be modified. Basic management of hypertension is a combination of antihypertensive drugs with lifestyle modification. Pharmacotherapy not only reduces blood pressure but also reduces the risk of stroke and safety. Initial hypertension therapy generally uses one type of drug; combination with other types of drugs recommended in stage 2 hypertension. Factors related to treatment noncompliance according to Green theory are influenced by internal factors including patient factors, disease conditions and therapeutic factors, while external factors include health service system factors and socioeconomic factors.CONCLUSION:Pharmacological therapy is very influential in the management of hypertension, therefore adherence to taking drugs is needed to achieve optimal therapy. According to several studies there is significant evidence between adherence to take medication in hypertensive patients in healing patients and controlling blood pressure so as not to increase and not cause complications