D epresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi pada lansia. Namun, gangguan ini seringkali tidak terdeteksi dan diabaikan. Kejadian depresi pada lansia seringkali diabaikan akibat kurangnya perhatian dari keluarga atau sanak saudara, padahal dampak depresi pada lansia akan sangat buruk dan apabila tidak ditangani hal ini dapat mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan angka kematian. Terdapat beberapa faktor pencetus terjadinya depresi pada lansia, beberapa faktor tersebut antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat keluarga depresi, penyakit kronis, tingkat status sosioekonomi, dukungan keluarga, gangguan kognitif, status pernikahan, dan aktivitas dasar sehari-hari. Tujuan dari kajian pustaka ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor risiko depresi pada lansia sehingga diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi pusat pelayanan kesehatan primer dalam usaha sebagai program promotif dan preventif dalam menghadapi permasalahan lansia terutama kesehatan jiwa agar terhindar dari depresi. Dari pencarian literatur 10 tahun terakhir penulis mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, riwayat keluarga depresi, penyakit kronis, tingkat status sosioekonomi, dukungan keluarga, gangguan kognitif, status pernikahan, dan aktivitas dasar sehari-hari. Tetapi untuk usia dan jenis kelamin masih memiliki perdebatan menurut beberapa peneliti. Sehingga dari pencarian kajian pustaka ini penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor risiko depresi pada lansia merupakan tingkat pendidikan, riwayat keluarga depresi, penyakit kronis, tingkat status sosioekonomi, dukungan keluarga, gangguan kognitif, status pernikahan, serta aktivitas dasar sehari-hari.