Evaluasi kinerja pencahayaan alami pada Unit Rusunawa Cipinang Besar Selatan (CIBESEL) menggunakan Dialux EVO
B ertambahnya penduduk setiap tahunnya pada wilayah Jakarta menyebabkan bertambahnya kebutuhan hunian. Dengan lahan yang yang mahal maka warga kesusahan mencari tempat tinggal, untuk itu pemerinta membangunkan rusunawa bagi masyarakat menengah kebawah. Kriteria rumah susun yang baik adalah salah satunya terpenuhi kebutuhan pencahayaan yang masuk atau setidaknya memiliki standar SNI. Salah satu rusunawa yang dijadikan objek penelitian adalah rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel) yang berada di Jakarta Timur. Rusunawa tersebut terletak di daerah permukiman padat yang menyebabkan jarak antar bangunan yang cukup sempit sehingga menjadikan bangunan tersebut objek penghalang masuknya pencahayaan alami. Menurut SNI standar besar pencahayaan pada rumah tinggal ada 250 lux. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar cahaya yang masuk antara lain adalah jarak dan tinggi objek penghalang. Metode penelitian yang dilakukan ada metode kuantitatif dengan pendekatan simulasi menggunakan software Dialux Evo. Data yang dibutuhkan adalah gambar kerja berupa denah yang nantinya akan dijadikan model 3D. Waktu yang dipilih untuk simulasi adalah saat summer solstice di Jakarta. Hasil simulasi diketahui bahwa distribusi cahaya yang masuk dipengaruhi oleh jarak dan tinggi objek penghalang, posisi unit dan orientasi unit. Unit dengan kinerja pencahayaan yang paling rendah adalah unit B pada sisi utara pukul 16:00 sebesar 36.9 lux dan memiliki persentase luas area sebesar 6% sedangkan yang paling besar adalah unit A pada sisi selatan pukul 12:00 sebesar 242 lux dan memiliki persentase luas area sebesar 24%. Dapat disimpulkan bahwa kinerja pencahayaan pada rusunawa Cibesel masih belum memenuhi standar SNI.