Kajian tingkat kelayakan huni pada Rusunawa Tambora
K ebutuhan akan perumahan semakin meningkat di perkotaan berakibatnya pada akses terhadap hunian yang layak menjadi semakin sulit, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ide mengenai rumah vertikal hadir sebagai jawaban atas permasalahan yang terjadi dan terselenggara dalam program rumah susun/rusun. Rusunawa Tambora menjadi salah satu contoh dari program tersebut dan saat ini mulai menunjukkan indikasi penurunan kualitas. Pada tahun 2014 dilakukan program revitalisasi namun tidak menyeluruh sehingga membuat kondisi eksisting Rusunawa Tambora terbagi menjadi 2 jenis rusunawa yaitu rusunawa lama dan juga rusunawa revitalisasi. Karena hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan huni pada Rusunawa Tambora dengan pendekatan livability. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah importance performance analysis (IPA) untuk mengidentifikasi mengukur setiap variable yang digunakan dan Menyusun skala prioritas hal – hal apa saja yang perlu dilakukan peningkatan pada Rusunawa Tambora. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa terjadi peningkatan kelayakan huni dari rusunawa lama terhadap rusunawa revitalisasi. Aspek kondisi fisik menjadi aspek yang mengalami peningkatan paling signifikan. Secara keseluruhan kelayakan huni pada Rusunawa Tambora masih cukup tinggi yang disebabkan oleh lokasi yang strategis hingga amenitas dasar yang tersedia cukup memadai. Ruang komunal menjadi hal yang harus menjadi prioritas baik itu pada rusunawa lama maupun revitalisasi.
T he need for housing is increasing in urban areas, resulting in access to decent housing becoming increasingly difficult, especially for low-income people (MBR). The idea of vertical housing comes as an answer to the problems that occur and is implemented in the flats program. Rusunawa Tambora is one example of the program and is currently starting to show indications of a decline in quality. In 2014, a revitalization program was carried out but it was not comprehensive, making the existing condition of Rusunawa Tambora divided into 2 types of rusunawa, namely the old rusunawa and also the revitalization rusunawa. Because of this, this research was conducted to determine the level of livability in Rusunawa Tambora with a livability approach. The method used in this research is importance performance analysis (IPA) to identify the measurement of each variable used and to arrange the priority scale of things that need to be improved in Rusunawa Tambora. Based on the results of the analysis conducted, it is known that there is an increase in the livability of the old rusunawa against the revitalization rusunawa. The physical condition aspect is the aspect that has the most significant increase. Overall, the livability of Rusunawa Tambora is still quite high due to the strategic location to the basic amenities available are quite adequate. Communal space is something that must be a priority in both the old and revitalized rusunawa.