Preferensi atas rusunawa menurut mbr kota depok
P enyediaan rusunawa (Rumah susun sederhana sewa) di Kota Depok diarahkan untuk mengatasi backlog bagi golongan MBR (masyarakat berpendapatan rendah). Jumlah backlog hunian di Kota Depok sebesar 124.046 unit. Saat ini sudah disediakan satu rusunawa dengan jumlah 148 unit, tetapi yang dihuni 100 unit, masih tersisa 48-unit yang tidak dihuni. Tingkat hunian rusunawa di Depok sebesar 67% di satu sisi dan di sisi lain masih tingginya backlog melatarbelakangi pentingnya pengetahuan tentang preferensi atas rusunawa menurut MBR kota Depok. Tujuan penelitian adalah teridentifikasinya indikator pengukur preferensi atas rusunawa menurut MBR penduduk kota Depok. Tinjauan Pustaka menghasilkan dimensi dari preferensi atas rusunawa menurut MBR meliputi aksesibilitas, keterjangkauan biaya sewa, ketersediaan fasilitas, dan kenyamanan lingkungan. Teknik pengumpulan data digunakan metode survey angket. Responden sebanyak 100 keluarga MBR yang berasal dari 11 kecamatan yang ada di kota Depok. Teknik analisis digunakan confirmatory factor analysis (CFA) dengan menggunakan SmartPLS. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua dimensi preferensi atas rusunawa yang diuji terbukti merupakan preferensi MBR kota Depok. Pada dimensi aksesibilitas indikator yang signifikan adalah kedekatan jarak ke fasilitas berbelanja dan ke jalan utama. Indikator yang signifikan pada dimensi keterjangkauan meliputi: biaya sewa, listrik, keamanan dan kebersihan, ruang usaha, sewa ruang usaha yang terjangkau, variasi harga sewa. Indikator yang signifikan pada ketersediaan fasilitas meliputi tersedianya fasilitas Pendidikan, peribadatan, perbelanjaan, ruang terbuka, lapang olah raga, dan tempat bermain anak, Indikator pada dimensi kenyamanan lingkungan yang signifikan meliputi keteduhan, keindahan, bebas dari debu dan aman dari tindak kriminal. Indikator-indikator inilah yang perlu dipertimbangkan ke depan di dalam penyediaan rusunawa di Kota Depok sesuai dengan preferensi MBR di kota ini.
T he provision of simple rental flats in Depok City is directed at overcoming the backlog for the MBR group (low-income people). The number of residential backlogs in Depok City is 124,046 units. Currently, there is one flat built with a total housing unit of 148, but occupied only 100 units, the remaining 48 units are unoccupied. The occupancy rate of flats in Depok is 67% and on the other hand facing the high backlog. It is the background to the importance of knowing preferences for flats according to the Depok city\'s MBR. The aim of this research is to identify indicators measuring preference for flats according to the MBR of Depok city residents. The Literature Review produces dimensions of preference for flats according to the MBR including accessibility, affordability of rental fees, availability of facilities, and convenience. The data collection technique used the questionnaire survey method. Respondents were 100 MBR families from 11 sub-districts in the city of Depok. The analysis technique used is confirmatory factor analysis (CFA) using SmartPLS. The results of the analysis show that all the dimensions of preference for the flats tested are proven to be the MBR preference for the city of Depok. On the accessibility dimension, the significant indicators are the proximity to shopping facilities and to the main road. Significant indicators on the affordability dimension include: rental costs, electricity, security and cleanliness, business space, affordable rental business space, variations in rental prices. Significant indicators on the availability of facilities include the availability of educational facilities, worship, shopping, open space, sports fields, and children\'s playgrounds. Significant indicators on the dimensions of convenience include shade, beauty, free from dust and safe from crime. It is these indicators that need to be considered in the future in the provision of flats in Depok City according to the MBR preferences in this city.