DETAIL KOLEKSI

Usulan sistem material handling terotomasi pada proses reheating untuk produksi besi beton di PT.Bangun Sarana Baja Rolling Mill


Oleh : Richardus Patrick Sembiring

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2010

Pembimbing 1 : Amal Witonohadi

Pembimbing 2 : Tono Sukarnoto

Subyek : Material handling;Production control

Kata Kunci : proposed material handling system, reheating process, iron-concrete production, PT. Bangun Sarana Ba

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2010_TA_STI_06306082_Halaman-Judul.pdf 18
2. 2010_TA_STI_06306082_Lembar-Pengesahan.pdf 3
3. 2010_TA_STI_06306082_Bab-1_Pendahuluan.pdf 5
4. 2010_TA_STI_06306082_Bab-2_Landasan-Teori.pdf 33
5. 2010_TA_STI_06306082_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf 9
6. 2010_TA_STI_06306082_Bab-4_Pengumpulan-Data.pdf 47
7. 2010_TA_STI_06306082_Bab-5_Usulan-Sistem-Otomasi.pdf 47
8. 2010_TA_STI_06306082_Bab-6_Analisa-Sistem-Material-Handling-Terotomasi.pdf 14
9. 2010_TA_STI_06306082_Bab-7_Kesimpulan-Dan-Saran.pdf 3
10. 2010_TA_STI_06306082_Daftar-Pustaka.pdf 1
11. 2010_TA_STI_06306082_Lampiran.pdf 44

P T. Bangun Sarana Baja Rolling Mill merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang peleburan dan penghasil baja serta merupakan salah satu distributor besi beton di Indonesia. Produk — produk yang dihasilkan terdiri dari dua macam yaitu besi billet dan besi beton. Adapun produk yang dijadikan bahan penelitian ini adalah besi beton yang berfungsi sebagai penguat pondasi bangunan dan goncangan ataupun gempa, Penelitian dilakukan dengan memperhatikan tahapan proses produksi besi beton dimana tahapan tersebut terdiri dan tahapan billet reheating, rolling 5 kali, rolling diameter, coolling bed, dan bending. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya beberapa tahapan proses produksi yang menyita banyak waktu dengan proses manual. Hal ini mengakibatkan terjadinya inkonsistensi waktu proses sehingga menghasilkan output yang tidak stabil. Proses produksi dilakukan secara kontinu sehingga tahapan proses dengan waktu yang lama dapat mempengaruhi waktu sistem secara keseluruhan. Setelah dilakukan identifikasi terhadap semua tahapan tersebut, maka ditemukan bahwa tahapan proses produksi tersebut adalah proses billet reheating. Pada proses ini, penanganan atau pemindahan billet ke mesin reheating masih dilakukan secara manual bersamaan dengan komunikasi antar operator dengan jarak yang jauh. Dalam proses manual tersebut, proses billet handling ke mesin reheating sampai ke proses rolling melibatkan bobot benda kerja yang besar dan temperatur yang tinggi sehingga harus dilakukan dengan hati-hati. Oleh karena itu diperlukan suatu usulan perbaikan untuk proses billet reheating untuk mengintegrasikan tahapan-tahapan proses tersebut dengan menggunakan sistem terotomasi yaitu dengan penggunaan kontroler relay dan sensor limit switch. Dengan adanya usulan perbaikan tersebut diharapkan agar sistem usulan dapat meminimasi waktu proses billet reheating sehingga output produksi dapat meningkat Tahapan awal yang dilakukan untuk perancangan sistem yaitu dengan melakukan identifikasi kebutuhan akan sistem serta menentukan target spesifikasi sistem hingga mendapatkan satu konsep usulan sistem terotomasi untuk proses billet reheating. Tahapan kedua yaitu dengan melakukan perancangan usulan gerakan dan perancangan rangkaian listrik. Tahapan akhir yaitu dengan melakukan simulasi rangkaian dengan menggunakan software FluidSims V 4.0 untuk dapat melihat simulasi gerakan serta melakukan analisa terhadap sistem usulan baik kelebihan dan kelemahan sistem usulan. Setelah melakukan penelitian maka didapat suatu sistem terotomasi dimana terdiri dan kontroler berupa Relay, sensor berupa sensor limit switch serta aktuator berupa hidrolik. Waktu pada sistem yang telah ada dibandingkan dengan waktu pada sistem usulan. Waktu yang diperoleh pada sistem awal untuk proses billet reheating yaitu selama 90.96 detik sedangkan perkiraan waktu yang diperoleh untuk sistem usulan selama 67.75 detik. Dengan melihat hasil waktu diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan waktu proses sebesar 25.51 % dan peningkatan output sebesar 23.25 %, dan output semula sebesar 153.648 kg dan bertambah sebanyak 45.460 kg produk untuk setiap harinya.

P T. Bangun Sarana Baja Rolling Mill is a company engaged in smelting and producing steel and is one of the distributors of steel and concrete in Indonesia. The products produced consist of two kinds, namely billet iron and concrete iron. The product that is used as the material for this research is iron concrete which functions as a reinforcement for building foundations and shocks or earthquakes. The research was carried out by paying attention to the stages of the iron-concrete production process where these stages consist of billet reheating stages, rolling 5 times, rolling diameter, coolling bed, and bending. The problem faced by the company is that there are several stages of the production process that take up a lot of time with manual processes. This results in inconsistencies in processing time resulting in unstable output. The production process is carried out continuously so that the stages of the process with a long time can affect the overall system time. After identifying all these stages, it was found that the stages of the production process were billet reheating processes. In this process, the handling or transfer of billets to the reheating machine is still done manually along with communication between operators over long distances. In this manual process, the billet handling process to the reheating machine to the rolling process involves a large workpiece weight and high temperature, so it must be done carefully. Therefore, a proposed improvement for the billet reheating process is needed to integrate the stages of the process using an automated system, namely the use of relay controllers and limit switch sensors. With the proposed improvement, it is hoped that the proposed system can minimize the time of the billet reheating process so that production output can increase. The initial stages carried out for system design are to identify the need for the system and determine the target system specifications to obtain a proposed concept of an automated system for the billet reheating process. . The second stage is to design motion proposals and design electrical circuits. The final stage is to perform a circuit simulation using FluidSims V 4.0 software to be able to view the motion simulation and analyze the proposed system, both the strengths and weaknesses of the proposed system. After doing the research, we get an automated system which consists of a controller in the form of a relay, a sensor in the form of a limit switch sensor and an actuator in the form of hydraulics. The time on the existing system is compared with the time on the proposed system. The time obtained in the initial system for the billet reheating process is 90.96 seconds while the estimated time obtained for the proposed system is 67.75 seconds. By looking at the results of the time above, it can be seen that there was a decrease in processing time by 25.51% and an increase in output by 23.25%, and the original output was 153,648 kg and increased by 45,460 kg of product for each day.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?