Pemanfaatan serbuk gergaji kayu jati menjadi karbon aktif yang diaktivasi dengan asam phosfat untuk menurunkan kadar warna
K ayu jati menghasilkan limbah serbuk gergaji yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas, di daerah pedesaan sering digunakan sebagai bahan bakar dalam pembuatan genting. Serbuk gergaji kayu jati juga mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga serbuk gergaji kayu jati bisa digunakan sebagai bahan baku karbon aktif. Selain serbuk gergaji kayu jati bahan baku lain yang bisa digunakan menjadi karbon aktif antara lain sekam, sabut kelapa, tempurung kelapa dan ampas penggilingan tebu. Pada tahap awal pembuatan karbon aktif diikuti dengan aktivasi kimiawi dan aktivasi fisika. Aktivasi kimia dilakukan dengan penambahan bahan-bahan kimia dan aktivasi fisika dilakukan dengan menggunakan panas atau uap. Pada penelitian ini digunakan bahan baku serbuk gergaji kayu jati yang diaktivasi dengan asam phospat, suhu pembakaran dilakukan pada suhu 500°C, aktivasi dilakukan dengan variasi perbandingan serbuk gergaji kayu jati berbanding asam phospat yaitu 1 : 0.5, 1 : 0.75, 1 : 1.0, 1 : 1.25 dan 1:1.5. Dalam 5 .variasi tersebut kemudian dilakukan uji adsorpsi terhadap Iodine dan Metilen Biru dan dibandingan dengan nilai adsorpsi yang terdapat pada SNI 06-3730-95. Sebagai pembanding adalah calgon yang telah umum digunakan.Hasil yang didapatkan karbon aktif serbuk gergaji kayu jati yang optimum adalah dalam variasi 1 : 1.25. Pada uji adsorpsi karbon aktif serbuk gergaji kayu jati 1: 1.25 terhadap Iodine hasilnya 1087.7 mg/g dan Metilen Biru 228.7 mg/g angka ini melebihi syarat SNI 06-3730-95. Jika dibandingkan dengan angka Iodine calgon sebesar 1035.0 mg/g maka angka Iodine karbon aktif serbuk gergaji kayu jati lebih tinggi, dan angka Metilen Biru calgon sebesar 255. 7 mg/g maka angka Metilen Biru karbon aktif serbuk gergaji kayu jati berada di bawah calgon. Pada uji kolom karbon aktif serbuk gergaji kayu jati lebih baik dibandingkan calgon. Pada uji kolom terhadap limbah berwama (wantek) karbon aktif serbuk gergaji kayu jati mengalami titik jenuh pada fraksi 8 dan 7 sehingga nilai effisiensienya 95% dan 96%, sedangkan dengan menggunakan calgon titik jenuh berada pada fraksi ke 1 baik pada percobaan pertama maupun pada percobaan kedua. Effisiensinya sebesar 0.366% dan 1.829%
T eakwood produces sawdust waste that widely use as an ingredient to make papers, in the suburb it is often use as a fuel for making roof tile for houses. Teakwood sawdust also contairiing cellulose, hemicelluloses, and lignin therefore teakwood sawdust can be use for the material for activated carbon. For example chaff, coconut fiber, coconut shell dan waste mill of sugar cane. The initial steps for making the activated carbon is followed by the activation either chemical and physical activation. The chemical activation is done by adding chemical matters and the physical activation is done by using heat or steam. In this research is using teakwood material that is activated with phosphoric acid, And the burning process is done at 500°C temperature, the activation is done by comparing variation of the teakwood sawdust with the phosphoric acid that is 1 : 0.5, 1 : 0. 75, 1 : 1.0, 1 : 1.25 and 1: 1.5. In that 5 variations, then do the adsorption test for Iodine and methylene blue then compare with the adsorption point that is listed on SNI 06-3730-95. As an equivalent is calgon that had been commercially use. The result that come out for the optimum teakwood sawdust is the variation 1 : 1.25. On the activated carbon test of teakwood sawdust 1:1.25 with Iodine the result is 1087.7 mg/g and methylene blue 228.7 mg/g this points is over the SNI 06-3730-95. If compared with the Iodine calgon points is 1035.0 mg/g so the iodine teakwood sawdust activated carbon is higher, and calgon Blue Metilen number of255.7 mg I g the number activated carbon Metilen Blue teak sawdust under calgon. In the test activated carbon columns of teak sawdust is better than calgon. In the field test of colored waste (wantek) sawdust activated carbon having teak fractional saturation at 8 and 7 so that the efficiency value of 95% and 96%, whereas using calgon saturation point is at the fraction of the 1 well in the first experiment and the experiment second. The efficiency of of 0366% and 1829%