Analisis beban emisi gas karbon dioksida (Co2) pelayaran kapal peti kemas dan kargo di Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara
K ebutuhan akan transportasi laut di Indonesia sangatlah tinggi dikarenakan Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau. Salah satu pelabuhan terbesar dan juga strategis yang ada di Indonesia adalah Pelabuhan Tanjung Priok. Pada tahun 2017, frekuensi kunjungan kapal mencapai 14.256 unit dengan total GT sebesar 142,6 juta GT. Tingginya aktivitas pelayaran pun juga mempengaruhi emisi karbon yang dihasilkan yang berdampak pada pemanasan global. Salah satu emisi yang dihasilkan adalah gas karbon dioksida (CO2).Transportasi laut global menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 3%. Perhitungan beban emisi CO2 pun perlu dilakukan untuk mengetahui beban emisi yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beban emisi CO2 dari aktivitas kapal peti kemas dan kargo di JICT, Pelabuhan Tanjung Priok untuk periode tahun 2019 serta analisis dampak pandemi Covid-19 terhadap beban emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas kedua jenis kapal tersebut untuk periode Januari – Juni 2020. Metode perhitungan menerapkan metode Tier 1 dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2019. Berdasarkan hasil analisis, di tahun 2019 beban emisi CO2 yang dihasilkan kapal peti kemas sebesar 806.509,20 ton CO2 dengan total pelayaran sebanyak 4.463 unit, sedangkan untuk kapal kargo menghasilkan sebesar 89.689,13 ton CO2 dengan total pelayaran sebanyak 1.305 unit. Dari aktivitas kapal peti kemas, sebanyak 72% beban emisi CO2 dihasilkan dari pelayaran luar negeri, sedangkan 28% dihasilkan dari pelayaran dalam negeri. Dari aktivitas kapal kargo, sebanyak 63% beban emisi CO2 dihasilkan dari pelayaran luar negeri, sedangkan 37% dihasilkan dari pelayaran dalam negeri. Dengan jumlah dan nilai GT yang sama, kapal peti kemas menghasilkan beban emisi CO2 lebih banyak 16,7% dari kapal kargo. Di tahun 2020, beban emisi CO2 pelayaran kapal peti kemas dalam negeri mengalami penurunan 99,57%, sedangkan pelayaran luar negeri sebesar 66,91%. Untuk beban emisi CO2 pelayaran kapal kargo dalam negeri mengalami penurunan sebesar, 75,28%, sedangkan untuk pelayaran luar negeri sebesar 27,98%.
t ransportation in Indonesia is very high because Indonesia is a maritime country consisting of islands. One of the largest and strategic ports in Indonesia is Tanjung Priok Port. In 2017, the frequency of vessel visits reached 14,256 units with a total GT of 142.6 million GT. The high activity of sailing ships also affects the emissions produced which have a global impact. One of the resulting emissions is carbon dioxide gas (CO2). Global marine transportation contributes3% of greenhouse gas (GHG) emissions. Calculation of CO2 emission needs to be done to measure the resulting emissions. This study aims to analyze the CO2 emission load from the activities of container and cargo ships at JICT, Tanjung Priok Port for the 2019 period and to analyze the impact of the Covid-19 pandemic on the CO2 emission load resulting from the activities of the two types of ships for the period January - June 2020. The calculation method applies the Tier 1 method of the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) in 2019. Based on the results of the analysis, in 2019 the CO2 emission load produced by container ships is 806,509.20 tons of CO2 with a total of 4,463 units of ships, while for cargo ships produces 89,689.13 tons of CO2 with a total shipping of 1,305 units. Of the container ship activities, as much as 72% of the CO2 emission load is generated from foreign ships, while 28% is generated from domestic shipping. Of the cargo ship activities, as much as 63% of the CO2 emission load is generated from overseas shipping, while 37% is generated from domestic shipping. With the same number and value of GT, container ships generate a CO2 emission load of 16.7% more than cargo ships. In 2020, the CO2 cargo of domestic container ships decreased 99.57%, while foreign shipping was 66.91%. For CO2 shipping cargo, domestic cargo ships decreased by, 75.28%, while for foreign shipping by 27.98%.