Pemilihan moda penglaju menuju stasiun sudimara tangerang selatan
K ota Tangerang Selatan merupakan daerah penyangga ibukota DKI Jakarta yang menjadi salah satu pilihan lokasi perumahan bagi pekerja di ibukota. Warga yang tinggal di Tangerang Selatan bepergian ke Jakarta untuk bekerja dan melakukan hal-hal lain seperti sekolah, belanja, aktivitas sosial, rekreasi, dan lain-lain. Hal ini juga didukung oleh data yang ditunjukkan dari BPS Tahun 2018 tentang proporsi komuter terhadap jumlah penduduk, Kota Tangerang Selatan merupakan kota dengan proporsi terbanyak kedua setelah Kota Depok, dengan nilai persentase 15,09%. Kereta Commuter Line merupakan moda angkutan umum utama yang digunakan di Tangerang Selatan oleh penglaju untuk menuju Jakarta. Sebagai stasiun terpadat di Kecamatan Ciputat, Stasiun Sudimara tidak memiliki jalur transportasi yang memfasilitasi perjalanan penglaju karena keterbatasan Kota Tangerang Selatan yang belum memiliki transportasi publik yang belum optimal dan berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemilihan moda penglaju menuju Stasiun Sudimara Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden, yang merupakan penglaju yang naik dari Stasiun Sudimara dengan tujuan berkegiatan setiap hari di Jakarta. Teknik analisis penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan crosstab dan uji chi-square untuk menentukan apakah ada korelasi signifikan antara variabel faktor pemilihan moda dan moda yang digunakan penglaju untuk mencapai Stasiun Sudimara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menuju Stasiun Sudimara 57,7% penglaju menggunakan motor pribadi sebagai moda transportasi dengan alasan bahwa moda motor merupakan pilihan tercepat untuk mencapai stasiun. Variabel yang berkorelasi terhadap pemilihan moda penglaju ada 5 yaitu, kepemilikan kendaraan pribadi (0,00), jumlah mobil dalam keluarga (0,00), kepemilikan SIM (0,001), asal perjalanan (0,00), jarak asal perjalanan (0,00), dan biaya perjalanan (0,001). Berdasarkan karakteristik modanya kenyamanan belum bisa cukup diberikan dari setiap moda yang digunakan oleh penglaju untuk menuju stasiun.
S outh Tangerang City is the capital district of DKI Jakarta which has become one of the choices of housing locations for workers in the capital. People who live in Southern Tangerang travel to Jakarta to work and do other things like school, shopping, social activities, recreation, and so on. This is also supported by the data shown by BPS in 2018 on the proportion of commuters to the population, South Tangerang City is the city with the second largest proportion after Depok City, with a percentage of 15,09%. The Commuter Line is the main mode of public transportation used in South Tangerang by passengers toward Jakarta. As the busiest station in the district of Ciputat, Sudimara Station does not have a transportation route that facilitates the travel of passengers due to the limitations of South Tangerang City which has not yet had optimum and developed public transportation. The purpose of this study is to find out the selection of the mode of the rider to the Sudimara Station of Tangerang South. The research was carried out through the dissemination of questionnaires to 100 respondents, who are the runners who ascend from Sudimara Station with the aim of daily activities in Jakarta. This research analysis technique uses quantitative descriptive techniques with crosstab and chi-square tests to determine whether there is a significant correlation between the fashion selection factor variable and the fashion used by the tracker to reach Sudimara Station. The results of the research showed that to reach Sudimara Station 57.7% of the runners used a private motorcycle as a mode of transportation on the grounds that the bike mode was the fastest option to reach the station. There are 5 variables that correlate with the selection of the ride mode, namely, ownership of a private vehicle (0.00), number of cars in the family (0,00), possession of a license (0,001), origin of the trip (0,00) and distance from the journey (0,00). (0,001). Based on its fashion characteristics, comfort could not be sufficiently given from every mode used by the trailers toward the station.