Kajian proteksi radiasi terhadap naturally occuring radioactive material (NORM) studi kasus endapan timah
M ineral ikutan bijih timah diantaranya monasit ((Ce,La,Pr,Nd,Y,Th)PO4),ilmenite (FeTiO3), xenotime (YPO4), dan zircon (ZrSiO4). Beberapa diantaranya membawa unsur radioaktif yang terbentuk secara alami atau yang disebut NORM(Naturally Occuring Radioactive Material). Pada monasit sebagian besar penyusunnya terdiri dari logam tanah jarang dan thorium (Th), dikarenakan mineral fosfat (PO4) padamonasit dan yang juga terdapat pada xenotime mengikat Th. Pada zircon, Th bereaksidengan silica oxide membentuk ThSiO4. Sedangkan ilmenite dikategorikan nonradioactive.Pada penelitian ini subjek yang akan diteliti merupakan Th yangterkandung di dalam monasit dan merupakan produk samping dari pengolahan timah.NORM memancarkan radiasi yang dapat membahayakan manusia, oleh karena ituperlu dibuatnya suatu prosedur keselamatan terhadap pekerja akibat radiasi NORM.Untuk itu dilakukan pengumpulan data di BAPETEN (Badan Pengawas TenagaNuklir). Data berupa konsentrasi aktivitas (Bq/Kg) tanah yang ada di pulau Bangkadan selanjutnya dikonversi menjadi laju dosis radiasi (mSv/tahun) menggunakan indexaktivitas. Terlihat bahwa pada area yang terdapat aktivitas penambangan ataupengolahan memiliki hasil konsentrasi aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan arealainnya, begitu pula dengan laju dosis radiasi. Laju dosis radiasi tertinggi yang diterimapekerja dan masyarakat terdapat pada area bangka-13 (Koba) sebesar 3,31 mSv/tahundengan batas tingkat intervensi berdasarkan BAPETEN sebesar 1 mSv/tahun. Padatailing monasit juga dilakukan pengukuran konsentrasi aktivitas dan estimasi laju dosisradiasi. Hasil pengukuran konsentrasi aktivitas mencapai 40.511 Bq/Kg sedangkan lajudosis radiasi mencapai 43 mSv/tahun. Hasil yang didapat sudah jauh melampauitingkat intervensi dan juga telah melewati nilai ambang batas radiasi yang bolehditerima pekerja, sebesar 20 mSv/tahun. Berdasarkan hasil tersebut dilakukanperhitungan jarak terhadap laju dosis radiasi dengan landasan teori dari IAEA danSTUK. Dapat diberikan rekomendasi untuk membuat suatu cebakan sedalam untukmenimbun tailing monasit dengan susunan lapisan lempung, NORM waste, kemudianlempung dan diatasnya ditimbun burden. Dengan tujuan memanfaatkan lempung yangmemiliki daya ikat logam yang tinggi dan kedap air.
M onazite ((Ce,La,Pr,Nd,Y,Th)PO4), ilmenite (FeTiO3), xenotime (YPO4), andzircon (ZrSiO4) are side products from Tin ores Processing. Some of the above areradioactive that naturally occurred in nature (NORM). In monazite most of thecompounds are rare earth elements and thorium (Th). Th existence in both monaziteand xenotime is because phosphate mineral with ion negative capture Th that has ionpositive. Same reaction happen in zircon (SiO4), Th captured by silica oxide (ThSiO4).At last ilmenite has really low activity of radioactive, or could be said as nonradioactive.In this study, the subject to be analysed is Th in monazite that also sideproduct of tin ores processing. NORM emitting radiation that can endanger anindividual. That’s why radiation safety procedures of workers caused by NORM needto be made. That said, data of soil activity concentration (Bq/Kg) in bangka island hasbeen collected as the purpose of initial assessment. Activity concentration thenconverted become estimated dose rate (mSv/annual) using activity index (provided bySTUK). Results showed in area that has tin mining activity or tin processing creatingmuch higher radioactivity and emitted much higher dose rate than other areas. Thehighest dose rate that exposed to workers or civilians is 3,31mSv/annual in Koba(Bangka-13) with intervention level 1 mSv/annual. To have a better picture, in tailingmonazite also collected activity concentration data published by BAPETEN in 2007 tobe also converted into estimated dose rate. Activity concentration in tailing monazitereach 40.511 Bq/Kg and estimated dose rate reaching 43 mSv/annual, which muchmore higher than the allowed dose exposure to workers that is 20 mSv/annual. Basedon the results, its clear that safe distance analysis need to be carried out. Provided thetheory by IAEA and STUK, safe distance towards tailing monazite is 1,5 m to workersand 7 m to civilians. And so one of the recommendation is to make a waste disposalarea for NORM waste (monazite), with depth 2 m. and the composition is clay as thebottom layer, than NORM waste, then another clay on top, at last cover it burden.