DETAIL KOLEKSI

Perbaikan kualitas pada komponen matras dengan Metode Six sSgma di PT. Dinamika Indonusa Prima

0.5


Oleh : Nadhira Aulia

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2020

Pembimbing 1 : Dorina Hetharia

Pembimbing 2 : Wawan Kurniawan

Subyek : Mattress industry - Quality control;Six sigma (Quality control standard)

Kata Kunci : six sigma, defect per million opportunities (DPMO), failure mode effect and analysis (FMEA), analyti

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2020_TA_STI_063001500177_Halaman-Judul.pdf 11
2. 2020_TA_STI_063001500177_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2020_TA_STI_063001500177_Bab-1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2020_TA_STI_063001500177_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2020_TA_STI_063001500177_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2020_TA_STI_063001500177_Bab-4_Analisis-dan-Pembahasan.pdf
7. 2020_TA_STI_063001500177_Bab-5_Kesimpulan.pdf
8. 2020_TA_STI_063001500177_Daftar-Pustaka.pdf 3
9. 2020_TA_STI_063001500177_Lampiran.pdf

D inamika Indonusa Prima merupakan perusahaan pertama yang memproduksi kasur dengan innerspring dan memiliki salah satu brand yaitu Airland. Produk kasur yang dihasilkan merupakan proses perakitan dari tiga komponen yaitu komponen box, komponen matras, dan komponen per. Permasalahan yang terjadi adalah rata-rata persentase cacat tertinggi di bulan Mei hingga Juli 2019 terdapat pada komponen matras sebesar 2,06% sehingga melebihi standar perusahaan yaitu sebesar 0,3%. Jenis kecacatan pada komponen matras adalah sobek, kotor, dan jahitan brudul. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diperolehnya pengurangan rata-rata persentase cacat pada komponen matras di PT. Dinamika Indonusa Prima. Nilai Defect per Million Opportunities pada komponen matras sebesar 4200 kecacatan dengan tingkat sigma sebesar 3,23 sigma. Nilai Risk Priority Number terbesar pada metode Failure Mode Effect and Analysis adalah kecacatan jahitan brudul sebesar 282. Nilai Consistency Ratio pada metode Analytical Hierarchy Process adalah 0,0673. Nilai bobot pada metode Multi Attribute Failure Mode Effect and Analysis adalah 1,1889. Rencana perbaikan dilakukan dengan menerapkan Quality Control Circle. Implementasi perbaikan dilakukan dengan mengganti pola quilting pada komponen matras. Nilai Defect per Million Opportunities setelah dilakukan implementasi perbaikan sebesar 2600 kecacatan dengan tingkat sigma sebesar 3,44 sigma. Terjadi penurunan rata-rata persentase cacat yaitu sebesar 0,28%.

D inamika Indonusa Prima is the first company to produce mattresses with innerspring and has one brand of Airland. The resulting mattress product is process of assembling three components, namely box components, mattress components, and per components. The problem is average percentage of the highest defects in May to July 2019 is on mattress component of 2,06% so it exceeds company’s standard of 0,3%. Type of defects in mattress components are torn, dirty, and brudul stitches. The goal to be achieved in this research is reduction of average percentage of defects in mattress component at PT. Dinamika Indonusa Prima. Defect per Million Opportunities on mattress component is 4200 defects with sigma level of 3,23 sigma. Largest Risk Priority Number in Failure Mode Effect and Analysis method is brudul stitches of 282. Consistency Ratio of Analytical Hierarchy Process is 0,0673. Weight value in Multi Attribute Failure Mode Effect and Analysis method is 1,1889. Improvement plan is done by implementing Quality Control Circle. Implementation of improvement is done by replacing the pattern of quilting on mattress components. Defect per Million Opportunities after implementation of improvement is 2600 defects with sigma level of 3,44 sigma. There is a decrease in average percentage defect of 0,28%.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?