Perbaikan terhadap kegagalan potensial pada proses produksi gula SHS (Superior High Sugar) di Pabrik Gula Pangka - Jawa Tengah menggunakan Metode Six Sigma dan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dengan pendekatan Logika Fuzzy
P G Pangka adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidan g industri pangan, yaitu pembuatan gula SHS (Superior H igh Sugar). Perusahaan berusaha memproduksi gula SHS sesuai dengan standar kualitas. Perusahaan melakukan pemeriksaan kualitas yang disebut analisa pabrikasi pada output yang dihasilkan dalam setiap proses. Dari basil pemeriksaan kualitas yang dilakukan, masih sering ditemukan penyimpangan standar kualitas, misalnya harga kemurnian, BJB, dan kadar air tidak sesuai dengan spesifikasi. Perusahaan juga menghadapi masalah tingginya persentase produk cacat dengan rata-rata persentase cacat sebesar 7 %. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa kualitas variabel dan atribut produk gula SHS serta mengidentifikasi penyebab kegagalan yang terjadi pada proses produksi gula SHS lalu memberikan usulan perbaikan kepada perusahaan untuk mengatasi kegagalan yang terjadi pada proses produksi gula SHS.Penelitian terhadap karakteristik kualitas variabel dilakukan pada harga kemurnian nira mentah, he:;i.rga kemurnian gula SHS, besar jenis butir gula SHS, dan kadar air. Kapabilitas proses dari karakteristik kualitas variabel tersebut secara berurutan 0.6750 ; 0.7145 ; 0.7062 ; 0.7752. DPMO secara berurutan 35800 ; 35600; 232900 ; 20100. Levelsigma secara berurutan 3.30 ; 3.30 ; 2.23 ; 3.55. Penelitian terhadap karakteristik kualitasatribut dilakukan untuk cacat dominan berdasarkan diagram Pareto, yaitu ukuran butirankristal kasar, ukuran hutiran kristal halus, dan gula kotor (krikilan). Kapabilitas proses dari karakteristik kualitas atribut tersebut secara berurutan 0.7042 ; 0.7325 ; 0.8067. DPMO 13053.771 dan level sigma 3.72. Hasil analisa menunjukkan rendahnya kapabilitas proses dan level sigma serta tingginya DPMO pada kualitas variabel maupun atribut. Perbaikan kualitas dilakukan dengan menggunakan metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) untuk mengidentifikasi dan menganalisa modus kegagalan potensial yang terjadi pada proses produksi secara mendetail. Identifikasi dilakukan melalui brainstorming dengan pihak perusahaan untuk menentukan kegagalan yang terjadi pada proses produksi , penyebab kegagalan, efek yang ditimbulkan, dan kontrol yang dilakukan untuk mendeteksi penyebab kegagalan. Kemudian ditentukan nilai occurrence (tingkat terjadinya penyebab kegagalan), severity (tingkat keparahan dari efek kegagalan), dan detectability (tingkat kemungkinan kontrol proses saat ini dapat mendeteksi penyebab kegagalan).Dari nilai occurrence (0), severity (S), dan detectability (D) yang didapat, kemudian dihitung nilai RPN (Risk Priority Number) dengan cara mengalikan nilai 0, S dan D, kemudian ditentukan kategori dan peringkatnya. Hasil yang diperoleh dari perhitungan RPN dengan mengalikan nilai 0, S, dan D kurang fleksibel karena kuran g memperhatikan proritas perusahaan dalam melakukan perbaikan. .PG Pangka lebih mengutamakan untuk mengatasi penyebab terjadinya kegagalan. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan RPN dengan pendekatan logika fuzzy dengan cara memasukkan rules-rules yang ada. Dari basil rules-rules tersebut , diperoleh nilai FRPN (Fuzzy Risk Priority Number) kemudian ditentukan kategori dan peringkatn ya. Dalam penelitian ini, penulis membatasi tindakan perbaikan dan prioritas penanganan pada penyebab kegagalan yang memiliki peringkat FRPN pertama dan kedua. Kegagalan yang memiliki FRPN peringkat 1 (kategori Very High) adalah masih banyaknya gula SHS yang mempunyai ukuran yang tidak standar (terlalu kasar dan/atau terlalu halus) disebabkan kesalahan dari proses-proses sebelumnya (FRPN=821) dan terjadi kerak pada evaporator disebabkan karena kurangnya perawatan dan pemeliharaan terhadap evaporator (FRPN=821).
P G Pangka is a company which active in food industry, that is making sugar of SHS (Sugar High Superior). Company try to produce sugar of SHS as according to quality standard. Company do inspection of quality so-called manufacturing analysis at output which yielded in every process. From result of inspection conducted quality, still often found by deviation of quality standard, for example perity price, BJB, and rate irrigate disagree with specification. Company also face the problem of height percentage of defect product with defect percentage mean equal to 7 %. Research aim to know and analyse the quality of sugar product attribute and variable of SHS and also identify cause of failure that happened at sugar production process of SHS last give repair proposal to company to overcome failure that happened at sugar production process of SHS.Research to variable quality characteristic conducted at price perity of raw nira,price perity of sugar of SHS, big of sugar item type of SHS, and water rate. process capability from characteristic of quality of atribute the variable alternately 0,6750; 0.7145; 0.7062; 0.7752. DPMO alternately 35800; 35600; 232900; 20100. Sigma level alternately3.30; 3.30; 2.23; 3.55. research to characteristic of quality of attribute conducted for dominant handicap pursuant to diagram of Pareto, that is harsh crystal item size measure, smooth crystal item size measure, and dirty sugar (krikilan). Capability process from characteristic of quality of the attribute alternately 0.7042; 0.7325; 0.8067. DPMO and of level sigma and also height of DPMO at quality of attribute and also variable. Repair of quality conducted by using method of FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) to identify and analyse potential failure modus that happened at production process by mendetail. Identify through brainstorming with company party to determine failure that happened at production process, cause of failure, generated effect, and control conducted to detect cause of failure. Then determined by value of occurrence (mount the happeningof cause of failure), severity (level of failure effect), and detectability (mount possibility ofcontrol process in this time can detect cause failure.From value· of occurrence (0), severity (S), and detectability (D) which got, then calculated by value ofRPN (Risk Priority Number) by multiplying value of 0, Sand ofD, then determined by category and its its. Result of which obtained from calculation of RPN by multiplying value of 0, S and of D less flexible because less is paying attention of company priority in conducting repair. PG Pangka more majoring to overcome cause the happening of failure. Therefore, conducted by calculation of RPN with approach of logic of fuzzy by including existing rules-rules. From result of rules-rules, obtained by value of FRPN (Fuzzy Risk Priority Number) then determined by category and its. In this research, writer limit repair action and handling priority cause of failure owning peringkas of first FRPN and both. Failure owning FRPN level 1 (category of very high) still to the number of sugar of SHS having size measure which no standard (too harsh and or too smooth) caused by mistake of previous processs (FRPN=821) and happened crust at evaporator caused by the lack of care and maintenance to evaporator (FRPN= 821).