Identifikasi liquid loading dan water coning terhadap analisis laju alir optimum sumur gas x pada lapangan r
L aju alir optimum sangat penting dalam suatu sumur produksi. Laju alir produksi yang rendah akan mengakibatkan masalah terendapnya suatu liquid di dalam sumur atau biasa disebut liquid loading. Sedangkan, Laju alir produksi yang tinggi akan mengakibatkan masalah terproduksinya air yang banyak atau biasa disebut water coning. Sumur X ini merupakan sumur gas baru yang berproduksi secara natural flow dengan menggunakan choke ukuran 0,25 inchi, 0,375 inchi, 0,5 inchi, dan 0,5625 inchi. Untuk mengetahui suatu sumur mengalami liquid loading atau water coning, maka diperlukan nilai batas laju alir kritis minimum untuk masalah liquid loading dan batas laju alir kritis maksimum untuk masalah water coning. Pada penelitian ini, sumur gas X memiliki nilai laju alir kritis minimum dan laju alir kritis maksimum masing-masing sebesar 11,73 MMSCFD dan 16,92 MMSCFD. Sehingga, diperlukan nilai laju alir optimum di atas batas minimal dan di bawah batas maksimal. Dalam penentuan laju alir optimum, maka suatu sumur diperlukan sistem nodal. Nodal analysis merupakan hubungan antara Inflow Performance Relationship (IPR) dengan Vertical Lift Performance (VLP). Kemampuan sumur perlu di uji dengan menggunakan metode Modified Isochronal Test untuk mengetahui nilai eksponen (n), Koefisien performance (C), dan Absolute Open Flow Potential (AOFP). Ketiga nilai tersebut masing-masing sebesar 0,8, 0,01826 MSCFD/Psi2, dan 132557 MSCFD yang dibutuhkan untuk menentukan grafik IPR. Penentuan grafik VLP dalam penelitian ini menggunakan software. Sehingga, diperoleh titik temu pada sistem nodal yaitu pada laju alir sebesar 12,6 MMSCFD dengan menggunakan ukuran choke 0,5625 inchi. Laju alir optimum ini akan terus konstan sampai sumur sudah mulai memproduksi air lebih banyak atau biasa disebut dengan water breakthrough time. Waktu terjadinya air mulai terproduksi pada sumur ini yaitu selama kurang lebih 19 tahun.
O ptimum flow rate is very important in a production well. The low rate of production flow will result in the problem of sedimentation of a liquid in a well or commonly called liquid loading. The high flow rate of production will result in a problem of producing a lot of water that is commonly called water coning. The X well is a new gas well that naturally produces flow using choke sizes of 0.25 inches, 0.375 inches and 0.5625 inch. To identify a well undergoing liquid loading or water coning, the minimum critical flow rate limit value is required for the liquid load problem and the maximum criticalflow rate limit for the waterconing problem. In this study, the X gas wells had a minimum critical flow rate value and a maximum critical flux rate of 11.73 MMSCFD and 16.92 MMSCFD respectively. Therefore, optimum flow rate values are required above the minimum limit and below the maximum limit. In determining the optimal flow rate, then a well needs a nodal system. Nodal analysis is the relationship between Inflow Performance Relationship (IPR) and Vertical Lift Performance. (VLP). The well capacity must be tested using the Modified Isochronal Test method to determine exponent values (n), performance coefficient (C), and absolute open flow potential. (AOFP). The three values are 0.8, 0.01826 MSCFD/Psi2, and 132557 MSCfD, respectively, required to determine the IPR chart. The determination of VLP graphics in this study uses software. Thus, a meeting point was obtained on the nodal system at a flow rate of 12.6 MMSCFD using a choke size of 0.5625 inches. This optimum flow rate will continue to be constant until the wells have begun to produce more water or commonly called water breakthrough time. The time when water began to be produced in this well was about 19 years.