Potensi pengembangan transit-oriented development di kota bekasi
P erbedaan arahan lokasi pengembangan Transit-Oriented Development (TOD) di Kota Bekasi menurut dokumen Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur, Rencana Induk Transportasi (RIT) Jabodetabek, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi, dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bekasi menimbulkan kebutuhan untuk mengukur potensi TOD secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan Transit-Oriented Development (TOD) di Kota Bekasi, yang mencakup stasiun Kereta Rel Listrik (KRL), stasiun Light Rail Transit (LRT), dan terminal bus, sesuai dengan arahan pada dokumen perencanaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multi kriteria (multi criteria analysis) dengan variabel density, diversity, design, dan economic development yang dioperasikan dengan bantuan software ArcGIS. Penelitian ini menemukan bahwa skor potensi TOD di kawasan penelitian bervariasi dari 0.195 hingga 0.573, yang secara umum masih tergolong rendah. Skor tertinggi ditemukan di Kawasan TOD Bekasi Timur, sementara skor terendah berada di Stasiun LRT Jatibening Baru. Pembahasan menunjukkan bahwa kawasan TOD yang terletak dekat dengan pusat kota memiliki tingkat potensi yang lebih tinggi dibandingkan kawasan yang jauh dari pusat kota. Hasil perhitungan ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan arahan lokasi pengembangan Transit-Oriented Development di Kota Bekasi. Selain itu, kawasan dengan skor tinggi dapat diprioritaskan dalam pengembangan TOD di masa mendatang.
T he differences in the development directions of Transit-Oriented Development (TOD) in Bekasi City according to the Jabodetabekpunjur Metropolitan Area Spatial Plan (RTR), Jabodetabek Transportation Master Plan (RIT), Bekasi City Spatial Plan (RTRW), and Bekasi City Detailed Spatial Plan (RDTR) necessitate a comprehensive assessment of TOD potential. This research aims to evaluate the potential for Transit-Oriented Development (TOD) in Bekasi City, encompassing commuter train (KRL) stations, Light Rail Transit (LRT) stations, and bus terminal, in alignment with the directions outlined in the aforementioned planning documents. The methodology employed in this study is a multi-criteria analysis (MCA) using variables such as density, diversity, design, and economic development, facilitated by ArcGIS software. The study finds that the TOD potential scores in the research area range from 0.195 to 0.573, which are generally categorized as low. The highest score is identified in the Bekasi Timur TOD Area, while the lowest score is at the Jatibening Baru LRT Station. The discussion reveals that TOD areas located near the city center exhibit higher potential levels compared to those situated farther away. These findings can serve as a basis for determining the development directions of Transit-Oriented Development in Bekasi City. Furthermore, areas with high scores can be prioritized for future TOD development.