Penentuan umur korban melalui gigi orang dewasa menggunakan metode gustafson
P enentuan umur dari jenazah yang tidak teridentifikasi adalah metode yang penting untuk identifikasi jenazah itu sendiri. Berbagai metode telah digunakan untuk menentukan umur, tetapi metode yang paling sering digunakan adalah menggunakan parameter yang dibuat oleh Gustafson pada tahun 1947. Pada tahun 1950, dia mempresentasikan teorinya berdasarkan tampilan mikroskopik dan makroskopik dari gigi, termasuk derajat atrisi, perubahan pada tingkat perlekatan gingiva (gingiva attachment), derajat pembentukan dentin sekunder, penebalan sementum disekitar akar, derajat translusensi akar, dan resopsi akar gigi. Metode ini lebih murah, lebih gampang, dan lebih praktis, dan harus digunakan dalam langkah pertama dalam menentukan umur pada jenazah yang tidak teridentifikasi.
D etermination of age in unknown victims is an important methode for their identification. Different methodes have been used for age determination, but the most common methode is using dental parameters which is made by Gustafson in 1947. In 1950, he presented his theory based on microscopic and macroscopic features of teeth, including degrees of attrition, alteration in the level of the gingival attachment, then amount of secondary dentin, the thickness of cementum around the root, translucency of root, and root resoption. This methode is cheaper, easier, and more practical and should be used in the first step of age determination in unknown victims.