Penyisihan organik dalam limbah susu secara mikrobiologi dalam reaktor batch
L imbah cair yang dihasilkan oleh industri susu dikelompokkan dalam komponen pencemar air limbah organik yang mudah membusuk dan dapat didegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena itu, teknik pengolahan limbah cair dengan memanfaatkan mikrobiologi diperlukan, sehingga kandungan senyawa organik (BOD, COD, minyak dan lemak) memenuhi baku mutu lingkungan ketika dibuang ke badan air penerima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas mikroorganisme hasil seeding dan mikroorganisme indigeneous dalam menyisihkan bahan organik, orde reaksi yang terdapat dalam proses dan lamanya proses penyisihan berlangsung. Semuanya itu dilakukan dalam reaktor batdJ.Mikroorganisme yang terdapat dalam limbah susu dimanfaatkan untuk mendegradasi bahan organik. Bahan organik tersebut berperan sebagai substrat yang digunakan untuk pertumbuhan mikrooganisme. Untuk meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme maka ditambahkan nutrien mikro yang diperlukan yaitu Nitrogen dan Phospat. Hasil degradasi dari proses ini adalah C02 + H20 + massa sel baru.Penelitian diawali dengan analisa karakteristik air Ilmbah. Dari hasi! analisa, diketahui konsentrasi COD, BOD, minyak & lemak sebesar 4980 mg/I, 820 mg/I, 268 mg/I. Dilanjutkan dengan percobaan untuk mengetahui jenis & jumlah nutrisi serta pH paling optimum untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kemudian dilakukan seeding untuk rnembandingkan penyisihan substrat dengan mikroorganisme hasil pembenihan dan mikroorganisme indigeneous,Pada tahap pertama, pertumbuhan mikroorganisme terbaik terjadi pada media limbah+N+P dalam kondisi aerob maupun anaerob dengan konsentrasi sebesar 800 mg/I dan 1600 mg/I dan COD yang tersisihkan mencapai 95 % untuk kedua kondisi selama pengamatan hari ke O dan hari ke 7.Pada tahap kedua, pertumbuhan mikroorganisme terbaik terjadi pada rasio 100:5:1 (600 mg/I) untuk kondisi aerob dan untuk kondisi anaerob pertumbuhan terbaik terdapat pada rasio 100:3:0.6 (1400 mg/I) dan COD yang disisihkan mencapai 96 % untukaerob dan anaerob selama pengamatan hari ke O dan hari ke7.Pada tahap ketiga, pertumbuhan mikroorganisme terbaik pada pH 9 (540 mg/I) untuk kondisi aerob dan untuk kondisi anaerob pada pH 4 (800 mg/I) dengan rata-rata COD yang tersisih mencapai kurang lebih 95 %.Pada pengamatan dalam sistem batch selama 48 jam dengan menggunakan mikroorganisme indigeneous dalam kondisi aerob, diperoleh hasil efisiensi penyisihan COD, BOD, minyak dan lemak sebesar 95.87%, 82.61 % dan 99.99%. Pada pengamatan dalam sistem batch selama 72 jam dengan menggunakan mikroorganisme hasil seedingdalam kondisi aerob, diperoleh hasil efisiensi COD, BOD, minyak dan lemak sebesar 82.49%, 53.66% dan99.95%. Orde reaksi pada proses penyisihan bahan organik dengan mikroorganismeindigeneous adalah orde satu.Untuk menumbuhkan mikroorganisme indigeneous dan penyisihan bahan organik dalam limbah susu maka jenis nutrisi yang dibutuhkan adalah NH4Cl dan KH2P04 dengan rasio 100:5: 1 untuk aerob dan 100:3:0.6 untuk anaerob. pH optimum untuk pertumbuhan adalah 4-9. Hasil terbaik yang didapatkan dari penelitian lanjutan ini adalah penyisihan substrat menggunakan mikroorganisme indigenenous dengan efisiensi penyisihan Cl?:::;:,!300, minyak dan ler:nak masing-masing sebesar 95.87%, 82.61%, 99.99% selama 48 jam
D iary waste are classified as organic compound which are biodegradable. In order to maintain a good quality of water supply, so a biological treatment is needed to reduce the pollutant which are measured as COD, BOD, oil and grease. The goals of this research are knowing efficiency of pollutant degragadation, the order reaction and detention time of the degradation process. Microorganisms play an important role in biological treatment. They convert the polimer into the monomer and take it as substrat for their metabolism. From the complex organic compound into C02 + H20 + new cells. To make the mechanism work properly, so Nitrogen and Phosphatis added into the liquor.Analizing the waste water characteristic took the first place of the research. The COD, BOD, oil and grease concentration are 4980 mg/I, 820 mg/I, 268 mg/I and these are reported as the pollutant parameter. The first steps of the research are knowing the impact of type and amount of nutrition. pH is also being measured to find out the pH optimum for microbial growth. Continuedwith seeding and after that the organic degradation is examined.On the first step, the highest concentration of MLVSS is on waste water+N+P in aerobic and anaerobic condition (800 mg/I and 1600 mg/I, respectively). The efficiencyof COD degradation is 96% for both condititon.On the second step, the highest concentration of MLVSS is on rasio 100:5:1 (1600 mg/I) in aerobic condition, 100:3:0.6 (1400 mg/I) in anaerobic condition and the efficiency of COD degradation is 96% for both condition.On the third step, optimum pH for microbial growth in aerobic is 9 (540 mg/I) and in anaerobic condition 4 (800 mg/I). The efficiency of COD degradation is 95% for both condition.The organic degradation in batch reactor using indigeneous microorganism for 48hours shows that the efficiency of COD, BOD, oil and grease concentration are 95.87%, 82.61 %, 99.99%. However, the organic degradation using microorganism from seeding for 72 hours shows that the efficiency pollutant parameter are 82.49%, 53.66%, 99.95%, respectively. The reaction order for indigeneous microorganism degradation process is first order.The addition of NH4CI and KH2P04 inffuence the microbial growth and substrat degradation on dairy waste. The rasio BOD:N:P in aerob condition is 100:5:1 and in anaerob condition is 100:3:0.6. The optimum pH for microbial growth is 4-9. Finally, we conclude that the indigeneous microorganism degradate organic compound on dairy waste better than microorganism from seeding, in aerobic condition. The efficiency of COD, BOD, oil and grease degradation are 95.87%, 82.61 %, 99. 99%, respectively for 48 hours.