DETAIL KOLEKSI

Optimalisasi proses biodegradasi untuk menurunkan kandungan fenol di dalam air terproduksi pada industri migas.

0.0


Oleh : Ronal

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2001

Pembimbing 1 : Wahyudi Wisaksono

Pembimbing 2 : M. Mulyono

Subyek : Environmental pollution;Phenols - Toxicology;Offshore oil industry - Waste disposal - Environmental aspects

Kata Kunci : biodegradation process, lowering phenol content, water produced, oil and gas industry.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2001_TA_TL_08295053_Halaman-Judul.pdf
2. 2001_TA_TL_08295053_Bab-1.pdf 3
3. 2001_TA_TL_08295053_Bab-2.pdf
4. 2001_TA_TL_08295053_Bab-3.pdf
5. 2001_TA_TL_08295053_Bab-4.pdf
6. 2001_TA_TL_08295053_Bab-5.pdf
7. 2001_TA_TL_08295053_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2001_TA_TL_08295053_Lampiran.pdf

M inyak dan Gas Bumi (Migas) sampai dengan permulaan milenium ketiga ini masih merupakan sumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi dan rumah tangga, selain dari pemanfaatan berbagai produk akhir dari proses pengolahan minyak mentah. Peningkatan permintaan akan Minyak dan Gas Bumi di seluruh dunia pada empat dekade terakhir telah mengakibatkan pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai negara termasuk Indonesia. Eksplorasi sebagai bagian dari proses produksi minyak bumi tidak terlepas dari permasalahan lingkungan hidup pada umumnya dan masalah pencemaran lingkungan hidup pada khususnya.Fenol, 4;H50H sering disebut asam karbolat, asam fenat atau asam fenilat,merupakan senyawa organik yang dalam keadaan murni berbentuk padatan kristal dan berwarna putih berbau tajam menyenga , bersifat iritasi terhadap kulit dan beracun. Fenol terlarut baik pada daerah perairan, karena itu maka suatu perairan mudah tercemar oleh senyawa fenol.Pengamatan pada kegiatan produksi serta di lingkungan sumur minyak menunjukkan bahwa senyawa ini juga ditemukan di dalam air terproduksinya. Kandungan senyawa fenol dalam air terproduksi sangat bervariasi tercantunq kepada reservoarnya. Kandungan senyawa fenol di dalam air terprodusi dari berbaqal lapangan dapat berkisar dari sekitar 0,04 hingga mencapai ratusan mg/L. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Lingkungan Hidup dengan Surat Keputusan Nomor:KEP.42/MENLH/10/1996 telah menggariskan batasan baku mutu limbah cair bagi kegiatan eksplorasi dan produksi migas untuk kandungan fenol total sebesar 2,0 mg/L.Analisis fenol pada air terproduksi yang digunakan untuk percobaan menunjukkan kandungan fenol sebesar 7,76 mg/L.Penelitian biodegradasi senyawa fenol dilakukan menggunakan sistem batchdalam skala laboratorium dengan waktu inkubasi 24 jam. Perlakuan dilakukan dengan beberapa variasi dengan tujuan untuk mendapatkan perbandingan N dan P optimal, konsentrasi N dan P optima!, melihat pengaruh penambahan minyak, dan penambahan dispersan terhadap proses. Parameter yang digunakan antara lain adalah pH, COD, jumlah populasi dan fenol sebagai parameter utama.Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenol dapat didegradasi oleh mikroba Kultur campuran dengan penambahan unsur N dari pupuk Urea dan unsur P dari pupuk NPK. Perbandingan N:P yang terbaik untuk mendegradasi senyawa fenol pada peneiitian ini adalah 10:1 dengan konsentrasi optimum N 20 ppm dan P 2 ppm dengan persentase degradasi mencapai 90,72% dengan waktu proses 24 jam. Pada konsentrasi ini bulking sludge sebagai akibat kurangnya nutrisi dan berkembangnya mikroorganisme filamentos dapat dieieminir. Peneiitian ini juga menunjukkan bahwa konsentrasi minyak minyak rnentah (crude oil) maksimurn yang diperkenankan adalah sebesar 25 ppm. Penambahan dlspersan dapat meningkatkan persentase degradasi senyawa fenol dengan persentase terbesar 97,81 % pada konsentrasi minyak mentah 5 ppm. Penelitian ini juga membuktikan bahwa senvawa fenol dengan konstanta Henry 4,57x10•7 memiliki kecenderungan untuk tidak berpartisi ke udara bebas.

O il and gas up to the beginning of the third millenium is still the most reliable and preferable energy source for industries, transportation and household as well as use as various raw material. The increased demand for oil and gas in the last four decades has resulted in expansion and exploration activity as well as the crude oil processing in many countries such as in Indonesia. Exploration as a part of the petroleum production process can not be separated from the environmental issue in general and environmental pollution in particular.Phenol, C6Hs0H, is often called carbonate acid, phenat acid or phenilate acid, is an organic compound. In its pure form, phenol in the form of white crystal solid and stinky, and irritate skin and it is poisonous. Phenol dissolves readily in water, therefore some watery is easy to be polluted by phenol. The observation of the production activity and in the oil well indicated that it is found in produced water. Phenol compounds in produced of some oil and gas field are ranging from about 0.40 to hundreds mg/L. According to the Ministerial deccree No Kep 42/MENLH/10/1996, phenols concentration in effluent water released by on -shore production activities of petroleum has been limited to be lees than 2 mg/LThis research on phenol compound degradation is carried out by using batch system in laboratory scale with incubation time of 24 hours. The treatment is made with several variation to obtain the optimum N/P ration, the optimum N and P concentration, dispersant concentration, dispersant concentration toward the process. The parameters studied are pH, COD, microbial population and phenol.The result of this research reveals that phenol can be degraded by microbial mixed cultures through the addition of Urea and NPK fertilizer for nitrogen and phosphorus nutrient. The optimum N/P ratio is 10:1 and the optium concentration are 20 ppm and 2 ppm for nitrogen and phosphorus. The percentage of phenol degradation at this optimum N/P ratio is 90,72% for 24 hour period of incubation. At this optimum concentration of nitrogen ang phosphorus the development of bulking sludge and filamentous organism can be elliminated. This research also indicated that the maximum crude oil concentration with has no effect to the degradation process is 25 ppm. The addition oh the dispersan can increase the degradation of phenol up to 97,81% at the crude oii concentration of 5 ppm. This research also show that phenol compound with Henry Constant 4,57x10•7 has no tendension to participate in the air.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?