P T PELINDO II Lampung adalah salah satu Cabang dari PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Salah satu sumber daya yang amat pcnting bagi PT PELINDO II adalah mesin . Mesin RTG (Rubber Tired Gantry), adaJah jenis crane beroda yang dapat bergerak sepanjang rel yang datar, untuk mengangkat container dari tumpukkan container ditanah ke atas mobil trailer pada ruang yang tcrbatas. Dalam penggunaannya RTG (Rubber Tired Gantry) sering menghadapi kendala keterbatasan daya tahan tanah pada dcrmaga, schingga mcnycbabkan produktivitas pcnggunaan belurn maksimum .Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu di lakukan perbaikan rancangan RTG yang ada, untuk itu dilakukanlah penyebaran quisioner guna mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna Quisioner ini disebarkan kepada operator terkait. Berdasarkan kebutuhan pengguna yang didapatkan melalui quisioner terscbut maka dapat ditentukan target spesifikasi produk yang dibutuhkan dengan tetap mempertimbangkan informasi tentang spesifikasi produk referensi dan produk kompetitor. Setelah itu dilakukanlah penyusunan konsep yang merupakan gambaran teknologi, prinsip kerja, dan bentuk RTG yang dirancang. Dari altematif-altematif konsep yang dikembangkan terpilihlah konsep produk dengan spesifikasi bentuk dan fungsi yang sama dengan produk yang sudah ada tetapi dengan ukuran yang berbeda yaitu dengan panjang 14.1 meter, lebar 12 meter dan tinggi 12.32 meter. Konsep yang terpilih itu direalisasikan kedalam bentuk Prototype yang berupa sofwere simulasi yang menggambarkan teknologi, prinsip kerja, Jan bentuk RTG yang diusulkan .Desain RTG usulan memiliki waktu balcu sebesar l .49 menit yang berarti 6()% dari waktu baku RTG yang ada diperusahaan tersebut dan dapat memindahkan 1.64 kali lebih banyak kontainer perjam dari tanah menuju trailer, yaitu sebanyak 41 kontainer.Berdasarkan hasil tersebut, perusahaan disarankan untuk mencoba menggunakan RTG usulan karena usulan tersebut menghasilkan jumlah container yang diangkat pertahun yang lebih banyak dengan biaya produksi percontainer yang lebih rendah dibandingkan produk yang sudah ada di perusahaan tersebut.