Hubungan diabetes melitus berdasarkan kadar gula darah puasa dengan gangguan pendengaran sensorineural pada lansia
P revalensi DM tipe 2 hampir 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes, umumnya berusia diatas 45 tahun. Antara tahun 2010 dan 2030, akanada peningkatan 69% pada kelompok umur dewasa dengan diabetes melitus dinegara berkembang dan meningkat 20% di negara-negara maju. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2000 terdapat 250 juta penduduk dunia menderita gangguan pendengaran dan 74-140 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Indonesia termasuk negara dengan prevalensigangguan pendengaran yang cukup tinggi yaitu 4,6%. Proses penuaan merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dicegah dan merupakan hal yangwajar dialami orang. Proses menua akan tetap menimbulkan permasalahan baik secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain Crosssectional.Besar sampel pada penelitian ini adalah 71 sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini dipilih secara consecutive non-random sampling. Pengambilan data menggunakan data primer. Analisis data dengan menggunakan program SPSS 21 for windows dengan uji kolmogorov-Smirnov. Sebesar 61 lansia (84,7%) mengalami gangguan pendengaran sensorineural dan10 lansia (13,9%) tidak mengalami gangguan pendengaran sensorineural. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan diabetes melitus berdasarkan kadar guladarah puasa dengan gangguan pendengaran sensorineural pada lansia p = 0,03 (p> 0,05). Dapat disimpulkan terdapat hubungan diabetes melitus berdasarkan kadar gula darah puasa dengan gangguan pendengaran sensorineural pada lansia.
T he prevalence of type 2 DM is almost 90-95% of the total population of diabetics, generally aged over 45 years. Between 2010 and 2030, there will be a69% increase in the adult age group with diabetes mellitus in developing countriesand an increase of 20% in developed countries. The World Health Organization(WHO) estimates that in 2000 there are 250 million people in the world sufferingfrom hearing loss and 74-140 million of people in Southeast Asia. Indonesia is acountry with a high prevalence of hearing loss, which is 4.6%.The aging processis a natural process that cannot be prevented and is a natural thing experienced bypeople. The aging process will still causing problems both physically,biologically, mentally and socio-economically. This study used an observational analytic study with a cross-sectional design. Thesample size in this study was 71 samples. The sample used in this study wasselected by consecutive non-random sampling. Retrieval of data using primarydata.Data analysis using the SPSS 21 for windows program with the Kolmogorov-Smirnov. 61 elderly (84.7%) experienced sensorineural hearing loss and 10 elderly (13.9%)did not experience sensorineural hearing loss. The results showed that there was arelationship between diabetes mellitus based on fasting blood sugar levels andsensorineural hearing loss in the elderly p = 0.03 (p> 0.05). It can be concluded that there is a relationship between diabetes mellitus based onfasting blood sugar levels and sensorineural hearing loss in the elderly.