Hubungan kadar HbA1c dengan anemia defisiensi besi pada pasien diabetes mellitus tipe 2
D iabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan global. Untuk diagnosis dan monitor DM dapat digunakan kadar HbA1c. Kadar glukosa darah berkorelasi dengan kadar HbA1c, sehingga bila dalam waktu 3 bulan kadar glukosa darah tinggi maka akan didapatkan kadar HbA1c yang tinggi pula. Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol secara berkepanjangan dapat memicu terjadinya komplikasi DM yang berkontribusi terjadinya anemia akibat terganggunya produksi eritropoetin pada ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c dengan anemia defisiensi besi pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dilakukan pada 115 responden pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit MMC Jakarta Selatan, terdiri dari 43 laki-laki dan 72 perempuan. Data sekunder dari rekam medik digunakan pada penelitian ini yaitu kadar HbA1c dan anemia defisiensi besi. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Mayoritas responden berusia di atas 45 tahun, didominasi oleh perempuan. Status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) mayoritas mengalami obesitas tingkat 1, menderita DM >10 tahun, dengan hipertensi merupakan komorbiditas terbanyak, mayoritas tidak merokok, kontrol glikemik buruk, dan menderita anemia. Hasil uji Chi-Square antara kadar HbA1c dengan anemia defisiensi besi pada pasien DM tipe 2 menunjukan terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,003. Penelitian ini menunjukan adanya hubungan bermakna antara kadar HbA1c dengan anemia defisiensi besi pada pasien DM tipe 2.
D iabetes mellitus (DM) is a global health issue. HbA1c values can be used to diagnose and track diabetes. Because blood glucose levels and HbA1c levels are correlated, if blood glucose levels are high within three months, high HbA1c levels will be attained as well. Due to a disruption in erythropoietin production in the kidneys, uncontrolled blood glucose levels can cause DM complications, including anemia. This research wanted to see if there was a link between HbA1c levels and iron deficiency anemia (IDA) in type 2 diabetes patients. A cross-sectional design was used for this study. It was tested on 115 type 2 diabetes patients (43 men and 72 women) at MMC Hospital in South Jakarta. HbA1c levels and IDA were used as secondary data from medical records for this study. The Chi-Square test, with a significance level of 0.05, was used to analyze the data. The majority of respondents are over 45 years old, with women dominating men. The majority of people are obese at level 1, have diabetes for more than ten years, with hypertension being the most common comorbidity, mostly do not smoke, have poor glycemic control, and are anemic. The Chi-Square test results between HbA1c levels and IDA in type 2 DM patients revealed a significant relationship with p value = 0.003. This study showed a significant relationship between HbA1c levels and IDA in type 2 DM patients.